• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 4 Mei 2024

Metropolis

KH Kafabihi Mahrus Lirboyo: Persatuan Hendaknya Terus Jadi Karakter Bangsa

KH Kafabihi Mahrus Lirboyo: Persatuan Hendaknya Terus Jadi Karakter Bangsa
Rais PBNU KH Abdullah Kafabihi Mahrus dari Pesantren Lirboyo Kediri. (Foto: tangkap layar youtube Pondok Lirboyo)
Rais PBNU KH Abdullah Kafabihi Mahrus dari Pesantren Lirboyo Kediri. (Foto: tangkap layar youtube Pondok Lirboyo)

Surabaya, NU Online Jatim

Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdullah Kafabihi Mahrus menegaskan bahwa persatuan dan kesatuan hendaknya terus menjadi karakter bangsa dalam membangun Indonesia ke depan. Sebab itu, ia mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk mensyukuri anugerah Allah SWT yang telah menjadikan Indonesia sebagai negara aman dan dijaga dari perpecahan-perpecahan.

 

"Maka negara aman inilah yang harus kita syukuri," katanya saat menyampaikan mauidzah hasanah sebagaimana dalam unggahan di kanal youtube Pondok Lirboyo yang dilansir dari NU Online, Jumat (01/09/2023).

 

Sesepuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini menyampaikan, Indonesia adalah negara yang aman di tengah keyakinan bangsanya yang tidak tunggal. Demikian juga dengan warna kulit dan budayanya yang cukup kaya. Bahkan, tak sedikit negara luar yang akhirnya datang ke Indonesia untuk menggali lebih jauh terkait upaya Indonesia menjaga persatuan di antara bangsanya.

 

"Kita hidup di Indonesia itu merupakan anugerah. Indonesia adalah negara yang aman sehingga banyak sekali orang (luar) yang datang ke Indonesia," katanya.

 

Banyak cara yang bisa dilakukan warga Indonesia sebagai wujud syukur atas anugerah tersebut. Kiai Kafabih menyampaikan, salah satunya adalah dengan terus menghormati perjuangan para pahlawan yang telah berjibaku mengusir para penjajah di zamannya. Menaruh hormat kepada mereka dapat diwujudkan dengan sebuah tanggung jawab terhadap keberlangsungan Indonesia yang maju.

 

"Arti syukur di sini bagaimana kita mengisi kemerdekaan kita supaya mendatangkan hal-hal yang positif, yang bermanfaat bagi negara dan bangsa. Sebab diharapkan ke depan Indonesia merupakan negara yang maju, sejahtera, (lebih) damai, dan (lebih) aman," ungkapnya.

 

Dalam mewujudkan hal itu, ia menegaskan bahwa warga Indonesia sudah memiliki bekal utama, yakni akhlak mulia yang sudah menjadi karakter yang kuat. Perangai ini menurutnya satu hal yang bisa manciptakan sikap saling menghargai perbedaan di tengah masyarakat Indonesia. Dan pada waktu yang sama, persatuan akan semakin kuat.

 

"Orang Indonesia yang terkenal dengan akhlaknya, dengan sopan santunnya, yang ini sesuai dengan visi-misi Rasulullah diutus oleh Allah. Beliau mengatakan; innama bu'itstu liutammima makarimal akhlak", (saya diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak)," jelasnya.

 

Bahkan dalam Islam, imbuhnya, akhlak itu tidak hanya berlaku kepada sesama manusia, tapi kepada hewan pun juga ada aturan-aturan yang harus dipatuhi. "Sekalipun pada hewan kita harus baik, kita harus kasih sayang. Apalagi dengan manusia yang mana Islam mengedepankan kasih sayang," tuturnya.

 

Demikian itu, juga telah menjadi pegangan para leluhur atau nenek moyang bangsa Indonesia. Kiai kafabih mengajak masyarakat untuk meneladani akhlak mereka. Perkembangan media sosial yang memberikan kebebasan bersuara dan berinteraksi itu menurutnya jangan sampai menggeser sikap terpuji yang sudah ditanamkan oleh para leluhur.

 

"Orang-orang dahulu mengajarkan kepada kita semua sopan santun berakhlak mulia. Namun di era sekarang, ini kadang-kadang karena medsos kadang kata kasar keluar, misuh-misuh keluar. Dengan hal ini kita harus hati hati, sebab yang kita ikuti Rasulullah SAW," ucapnya.


Metropolis Terbaru