• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Metropolis

KH Ma’ruf Amin: Keuangan Syariah bukan hanya untuk Umat Islam

KH Ma’ruf Amin: Keuangan Syariah bukan hanya untuk Umat Islam
KH Ma'ruf Amin, Wakil Presiden RI. (Foto: NOJ/ Abu Aman).
KH Ma'ruf Amin, Wakil Presiden RI. (Foto: NOJ/ Abu Aman).

Surabaya, NU Online Jatim

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berkerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggelar webinar dengan tema “Menyongsong Era Industry Halal Jawa Timur: Peluang dan Tantangan”, Rabu (03/03/2021). Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan keberlanjutan industri halal di Indonesia, khususnya di Jatim.

 

Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin mengatakan, seiring perkembangan zaman transaksi dan industri halal semakin digandrungi. Apalagi kebutuhan di Indonesia yang harus sesuai rambu-rambu Islam.

 

“Perkembangan kelas menengah dan generasi milenial Muslim yang semakin sadar kebutuhan untuk melakukan kegiatan sesuai keyakinannya. Semakin meningkatkan kebutuhan akan produk jasa layanan syariah, termasuk jasa keuangan syariah,” katanya saat kegiatan webinar yang diadakan UINSA tersebut.

 

Kiai Ma’ruf yang juga Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah ini menambahkan, melihat Indonesia yang mayoritas Islam, maka layanan syariah harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari supaya tidak lepas dari kaidah-kaidah Islam.

 

“Semakin banyaknya penduduk dan layanan syariah akan memberikan beragam pilihan. Bagi mereka yang ingin menerapkan prinsip syariah dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-harinya,” tambah Guru Besar Ilmu Ekonomi Syariah Universitas Islam Nusantara, Bandung.

 

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020 menuturkan, layanan yang berbasis syariah menjadi titik pertimbangan yang logis di mata masyarakat Indonesia. Selain itu, asas-asas syariah sudah disukai oleh banyak kalangan yang sudah bersifat umum dan sesuai misi Islam di dunia.

 

“Namun demikian pendudukan menainkan ekonomi dan keuangan syariah menjadi sebuah pilihan yang rasional bagi masyarakat. Sehingga tidak menjadi esklusif, tetapi sebaliknya menjadikannya inklusif dan bersifat universal sesuai dengan prinsip ajaran Islam rahmatan lilalamin,” tutur Kiai kelahiran Tanggerang tersebut.

 

Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) tahun 2015-2018 tersebut menjelaskan, meskipun di Indonesia yang mayoritas Islam dan menjadi tempat berkembangnya ekonomi syariah dan keuangan syariah, tidak menutup kemungkinan juga bisa diakses oleh non-Muslim.

 

“Oleh karena itu ekonomi syariah dan keuangan syariah tidak hanya untuk umat Islam, Tetapi terbuka untuk semua kelompok masyarakat. Sebagai negara masyoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” jelas Kiai Ma’ruf.

 

Mantan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jakarta tahun 1964-1966 tersebut menutukan, dengan pertumbuhan Muslim yang terbesar di Indonesia. Industri halal akan semakin berkembang dan sangat relevan dengan kultur di Indonesia.

 

 

“Kelas menengah Muslim dengan halal wearnes yang semakin tinggi merupakan peluang untuk menumbuhkan industri halal. Diantaranya, halal food, halal traver dan lain-lainnya,” tutur Kiai yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang tersebut.

 

Orang nomor dua di Indonesia tersebut sedikit menyayangkan, Indonesia yang notabene Muslim hanya menjadi konsumen produk halal dari negara-negara lain tidak menciptakan sendiri.

 

“Sampai saat ini sebagian negera sebagai produksi Muslim terbesar di dunia, Indonesia justru hanya menjadi konsumen produk halal dunia tertinggi. Jangankan untuk menjadi pemain global, memenuhi kebutuhan makanan halal, domestik kita harus mengimpor,” pungkasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Metropolis Terbaru