• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

KH Nuril Huda Muassis PMII Terbuka dengan Semua Kader

KH Nuril Huda Muassis PMII Terbuka dengan Semua Kader
KH Nuril Huda. (Foto: NOJ/NUOJ)
KH Nuril Huda. (Foto: NOJ/NUOJ)

Surabaya, NU Online Jatim
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, kabar duka menyelimuti warga Nahdlatul Ulama dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada khususnya.  Salah satu pendiri organisasi kemahasiswaan asal Lamongan, KH Nuril Huda wafat, Rabu (20/12/2023). 

 

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, telah meninggal dunia KH Nuril Huda (salah satu muassis PMII) pada Rabu, 20 Desember 2023 Pukul 06.35 WIB," demikian informasi tersebar di seluruh grup WhatsApp PMII.

 

Dalam informasi yang beredar, jenazah disemayamkan di Rumah Duka, Kemang Pratama Regensy, Jl. Pirus Blok F25, Kota Bekasi.

 

"Dan dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren Darul Ulum, Medali, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan. Diberangkatkan dari rumah duka Pukul 16.00 WIB," jelas pada keterangan tersebut.

 

Mengenang Kiai Nuril Huda
KH Nuril Huda adalah putra asli kelahiran Kabupaten yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1939. Dan beliau menutup usia dan perjalanan hidupnya pada umur 84 tahun.

 

KH Nuril Huda merupakan muassis atau pendiri organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia. Tepat pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya, KH Nuril Huda bersama 12 tokoh Nahdlatul Ulama (NU) mendirikan organisasi PMII sebagai sayap organisasi mahasiswa NU.

 

Kiai Nuril Huda adalah salah satu dari tim 13 pendiri, yang juga termasuk Cholid Mawardi, Said Budairy, M Sobich Ubaid, M Makmun Syukri BA, Hilman, H Ismail Makky, Munsif Nahrawi, Laily Mansur, Abd Wahad Jailani, Hisbullah Huda, M Cholid Narbuko, dan Ahmad Husain.

 

Kiai Nuril Huda meskipun kesehatannya yang kurang membaik, ia terus menunjukkan rasa sembagatnya dengan terus hadir dalam berbagai acara PMII. Kiai Nuril selalu memberikan tausyiah pergerakan untuk mengobarkan semangat para kader yang sudah dikukuhkan.

 

Kiai Nuril di suatu kesempatan sebagaimana dikutip dari kumparan menjelaskan bahwa PMII-lah yang akan memperjuangkan ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah di kalangan pemuda.

 

“PMII adalah organisasi pemuda yang bertujuan untuk memperjuangkan ajaran Islam Ahlussunah Wal Jama’ah,” ungkap KH Nuril Huda sebagai salah satu pendiri PMII.

 

Tentu sebagai sosok muassis, ia tidak hanya sekadar memberikan tausiyah, namun memberikan contoh konkrit bagaimana mengarungi dinamika organisasi terutama di PMII.

 

“Menjadi Kader PMII itu harus mempunyai semangat juang yang tinggi, sebab tidak semua Kader PMII mempunyai Jiwa Pejuang,” jelasnya.

 

PMII sebagai agen intelektual NU
Mengutip dari NU Online, Kiai Nuril dalam sebuah kesempatan di Sukoharjo menyampaikan bahwa organisasi adalah media perjuangan. PMII dalam pandangannya adalah organisasi yang didirikan untuk menyokong Nahdlatul Ulama.

 

“PMII didirikan pertama untuk menyiapkan kader intelektual NU. PMII juga diharapkan menjadi salah satu elemen penyebar ajaran Aswaja, khususnya di kalangan mahasiswa,” jelas beliau.

 

Ia juga menjelaskan bagaimana dengan 12 sahabatnya turut serta melakukan puasa sebelum mendirikan PMII. Hal itu dilakukan agar mendapat keberkahan para ulama dan kebermanfaatan PMII dimasa yang akan datang.

 

"Selama saya hidup saya berjuang untuk Aswaja. Dan PMII saya dirikan untuk membela Aswaja sepanjang masa," ucapnya.

 

Modal menjadi kader PMII
Kader PMII harus benar-benar mengedepankan proses dan menjunjung tinggi nilai kejujuran serta ikhlas dalam setiap perjuangan.

 

“Jangan sekali-kali kita berorganisasi itu karena minta apa-apa, atau ingin jadi apa-apa, kenapa? Karena ini merupakan perbuatan yang baik dan sejak kecil sudah harus diatur,” ujar Kiai Nuril Huda sebagaimana dikutip pada NU Online.

 

Ada 3 hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap kader PMII. Pertama, keilmuan, kedua peribadatan, dan yang ketiga keikhlasan. Menurut kiai Nuril, Kader PMII tanpa ketiga hal tersebut tidak akan menjadi orang yang baik dalam organisasi dan masyarakat.

 

“Karena itu sahabat-sahabati, sejak kita masih muda, kita melatih diri kita menjadi orang yang jujur. Orang yang Jujur itu adalah kekasih Allah, dekat dengan surga, jauh dengan neraka, jauh dengan setan, dan dekat dengan orang-orang baik,” tegas beliau.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kiai Nuril juga mengingatkan bahwa dalam berjuang itu tidak ada yang ringan, berbuat dengan baik yang semata-mata hanya karena Allah, beliau mengutip ayat:

 

إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْن

 

“Ini yang perlu ditancapkan kepada anak-anak muda, supaya kelak menjadi pembela Ahlussunnah Wal Jama’ah,” tutur Kiai Nuril Huda.

 

Kiai Nuril terbuka dengan semua kader
Dalam banyak forum, Kiai Nuril selalu merasa bahagia dan bersyukur diberi kesempatan bertemu dengan para kader PMII.

 

“Kalau ke Jakarta, tolong mampir ke rumah saya, supaya bisa ngobrol dan saya bisa berikan pesan-pesan yang baik agar hidup kita ini bisa bermanfaat,” pintanya.

 

Selain tausiyah dan rasa semangatnya, Kiai Nuril juga selalu memberikan doa untuk seluruh kader-kader PMII supaya tetap berada di jalan kebaikan, dan mampu memberikan manfaat kepada sesama.

 

“Semoga diberkahi oleh Allah, sehingga kita ini selamanya akan menjadi seorang mukmin yang sejati lahir bathin, jadi contoh bagi orang-orang lain,” pungkasnya.


Penulis: Abdur Rahmad, PC PMII Probolinggo


Metropolis Terbaru