• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Tokoh

Mengenang KH Nuril Huda, Sosok Setia dan Semangat Merawat NU hingga PMII

Mengenang KH Nuril Huda, Sosok Setia dan Semangat Merawat NU hingga PMII
KH Nuril Huda sosok yang semangat merawat NU dan PMII. (Foto: NOJ/PB PMII)
KH Nuril Huda sosok yang semangat merawat NU dan PMII. (Foto: NOJ/PB PMII)

KH Nuril Huda merupakan kelahiran Lamongan, 17 Agustus 1938. Ia merupakan putra kelima dari 12 bersaudara pasangan KH Moh Shoib dan Hj Khotijah.


Selepas kelas II Sekolah Rakyat (SR) ia  mondok di Ponpes Langitan, Tuban yang saat itu diasuh KH Abdul Hadi Zahid dari ibtidaiyah sampai tsanawiyah.


Tahun 1955 saat usia 17 tahun ia mendirikan Majelis Wakil Cabang Nahslatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Sugiyo, Lamongan dan menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah. Tahun 1955 ia melanjutkan pendidikan pada KH Soleh di Tuban sampai tingkat aliyah. 


Tahun 1958 ia kuliah di Fakuktas Syariah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta dan mondik di Pondok Pesantren Mangkuyudan, Surakarta. Ia adalah satu dari 13 mahasiswa yang turut mendirikan organisasi mahasiswa NU di antaranya Chalid Mawardi, Said Budairi, Mahbub Junaidi dan lain-lain.


KH Nuril Huda menikah dengan Tuti Q Durrati putri KH Mudatsir Na'im yang juga mursyid Thariqah Naqsabandiyah , Madiun. Tahun 1966 ia menjadi pegawai Departemen Agama (Depag) Lampung dari 1968-1982. Tahun 1982 bergabung dalam seksi Tamadun Depag RI dan juga Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU).


Pada Muktamar Cipasung, ia menjabat sebagai Wakil Ketua LDNU dan tahun 1999 ia menjadi Ketua LDNU menggantikan KH Sulam Syamsun. Pada Muktamar NU di Boyolali ia kembali berkhidmat sebagai LDNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2004-2010. Pengangkatannya dilakukan berdasarkan SK PBNU nomor 028/A.II.03.e/5/2005.


Cerita dari Alumni Ketua PC PMII Lamongan, Syamsuddin ketika ditemuinya, ia pulang ke Lamongan selalu berpesan kepadanya selaku kader muda NU untuk serta merta memberikan gagasan pemikiran bahkan tenaganya untuk kemaslahatan umat melalui NU dan PMII.


Banyak kader-kader muda NU yang mengagumi KH Nuril Huda, dengan umur yang tidak muda lagi masih ingin berkumpul serta menghadiri kegiatan anak-anak PMII. Hal tersebut diceritakan oleh Syamsuddin ketika ia sekadar berpamitan untuk melaksanakan kegiatan kaderisasi di tingkatan cabang melalui panggilan telepon, KH Nuril Huda langsung mengatakan untuk hadir di agenda tersebut, padahal jarak rumahnya di Bekasi ke Lamongan ditempuh sekitar 8-9 jam.


Ini merupakan suatu contoh tauladan bagi kader muda NU dan kader-kader PMII yang masih aktif di organisasi untuk bisa meneladani ghiroh perjuangannya, apalagi beliau merupakan putra kelahiran Lamongan yang harus menjadi panutan bagi kader PMII dari semua tingkatan.


Di masa tahun 2002 ia bersama Dr Tarmizi Taher (mantan Menag RI) dan mubaligh negara lain membentuk Centre for Modern Moslem (CMM).


Tokoh Terbaru