• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Kiai Anwar Zahid Jelaskan Sudut Pandang Islam tentang Perempuan

Kiai Anwar Zahid Jelaskan Sudut Pandang Islam tentang Perempuan
KH Anwar Zahid saat mengisi kajian di halaman kantor PCNU Sidoarjo. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
KH Anwar Zahid saat mengisi kajian di halaman kantor PCNU Sidoarjo. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Dai kondang NU asal Bojonegoro, KH Anwar Zahid menjelaskan bagaimana Islam memandang peran perempuan. Menurutnya, ada beberapa sudut pandang Islam tentang perempuan.


Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi pengajian di halaman kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, Sabtu (02/11/2023).


“Perempuan sebagai makhluk sosial, sebagai anak perempuan, sebagai istri dan sebagai ibu,” katanya.


Pihaknya menyebut, perempuan sebagai makhluk sosial perannya lebih menonjol dari pada laki-laki. Banyak perempuan di zaman ini yang lebih berprestasi dari pada laki-laki. Di sekolah-sekolah yang banyak masuk 10 besar kebanyakan adalah perempuan. Bahkan di pesantren Al-Qur’an, perempuan lebih cepat menghafal Al-Qur’an meski jumlah harinya terpotong karena libur menstruasi.


“Wanita sebagai anak perempuan dalam Islam merupakan simbol penghormatan Islam kepada perempuan. Karena pada zaman jahiliyah bayi perempuan di kubur hidup-hidup, setelah Islam datang bayi perempuan menjadi simbol keberuntungan,” ungkapnya.


Dijelaskan, pahala merawat anak perempuan jauh lebih besar dari merawat anak laki-laki. Bahkan ketika di akhirat, kelompok umat Islam yang pertama masuk Islam ketika akan masuk surga akan didahului oleh segerombol wanita yang telah di tinggal suami dan rela menjanda demi mendidik anak-anaknya hingga menjadi anak yang shalih-shalihah.


Sementara perempuan sebagai ibu menurut Kiai Anwar harus bisa menjadi tiga ibu yakni ibu kandung, ibu susu dan ibu guru. Ibu kandung yang ikhlas, ibu susu yang tuntas dan ibu guru yang cerdas mendidik anak di usia emas akan menjadikan anak berprestasi dan berkualitas. Dan hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh perempuan.


“Baik buruknya negara yang menentukan perempuan bukan laki-laki. Ibarat negara ini bangunan, perempuan adalah cagak, jika cagaknya kuat maka bangunan akan kuat. Kalau cagaknya lemah dan rapuh maka bangunan akan runtuh,” tandasnya.


Metropolis Terbaru