• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

KH Anwar Zahid: Membentuk Keluarga Bahagia Bagian dari Jihad

KH Anwar Zahid: Membentuk Keluarga Bahagia Bagian dari Jihad
Pendakwah kondang KH Anwar Zahid saat pengajian di Ponorogo. (Foto: NOJ/ Zen Muhammad)
Pendakwah kondang KH Anwar Zahid saat pengajian di Ponorogo. (Foto: NOJ/ Zen Muhammad)

Ponorogo, NU Online Jatim

Pendakwah kondang KH Anwar Zahid mengatakan bahwa membentuk keluarga yang bahagia hukumnya wajib bagi setiap muslim. Hal ini sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW bahwa membentuk keluarga bahagia merupakan bagian dari jihad.

 

"Dawuhe Kanjeng Nabi membentuk keluarga yang bahagia itu kal jihad (seperti jihad)," ujarnya saat Tasyakuran keluarga Hawin Prastiaji, Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Rabu (19/07/2023) malam.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Kanor, Bojonegoro itu menuturkan, bagi para kaum jomblo yang hendak membangun rumah tangga, segala sesuatunya harus dipersiapkan untuk bahagia.

 

"Karena kalau tidak bahagia bisa menyusahkan orang banyak, tidak hanya diri sendiri," kata kiai alumnus Pesantren At Tanwir, Sumberejo, Bojonegoro itu.

 

Dirinya pun menjelaskan, ketika sudah menikah kemudian tidak bahagia dengan keluarganya, maka bisa berdampak kepada orang tua, famili, hingga tetangga. Oleh karena itu, jika sudah berani nikah wajib hukumnya berikhtiar bahagia.

 

"Kalau belum bisa, sampean ga rabi gapopo. Masalah pengen kan iso diempet (Kalau belum bisa [bahagia], kamu tidak menikah tidak apa-apa. Masalah ingin [menikah] kan bisa ditahan," ucapnya disambut gelak tawa jamaah yang hadir.

 

Kiai Anwar yang juga alumnus Pondok Pesantren Langitan, Tuban itu menambahkan, keluarga yang bahagia akan menghasilkan anak yang baik dan bagus akhlaknya. Bahkan orang yang sukses pasti bermula dari keluarga yang bahagia.

 

Sementara anak-anak yang nakal, lanjut Kiai Anwar, bisa dipastikan berangkat dari keluarga yang kurang bahagia. "Wong kok nganti nakal, akhlake bejat. Iku roto-roto keluargane kurang bahagia (orang yang ganti nakal, akhlaknya jelek.  Itu rata-rata dari keluarga yang kurang bahagia," tandasnya.  


Matraman Terbaru