Kiai Ma’ruf Amin Jelaskan Nahdlatul Ulama Gerakan Perbaikan
Ahad, 26 September 2021 | 09:00 WIB
Syaifullah
Kontributor
Surabaya, NU Online Jatim
KH Ma’ruf Amin selaku Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjelaskan bahwa KHM Hasyim Asy’ari pernah mengingatkan bahwa NU adalah organisasi perbaikan.
“Hadratussyekh KHM Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa NU merupakan jamiyatul islahin yakni organisasi perbaikan,” katanya pada pembukaan Musyawarah Nasional atau Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama, Sabtu (25/09/2021).
Perbaikan yang dimaksud adalah baik yang menyangkut persoalan keagamaan maupun kemasyarakatan seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
“Munas merupakan salah satu forum penting di dalam rangka kita membuat garis-garis perbaikan. Kita harus menuangkan dalam bentuk langkah yang harus menopang tercapainya khittah Nahdliyah. Jangan sampai antara langkah dan khittah tidak sejalan. Jadi tugas kita adalah melakukan harakah islahiyah atau gerakan perbaikan,” jelasnya.
Kiai yang juga Wakil Presiden RI tersebut menjelaskan selama lebih dari 90 tahun, NU telah berjuang memberikan berbagai langkah untuk memberikan manfaat, bukan saja kepada organisasi tetapi juga kepada bangsa dan negara. Menurutnya, NU sudah berhasil menanamkan sikap Islam yang rahmatan lil alamin.
“Sikap Islam yang menjadi mainstream dari kehidupan keagamaan di Indonesia. Ini juga upaya yang patut kita syukuri,” kata cicit Syekh Nawawi al-Bantani itu.
Partisipasi NU dengan semangat hubbul wathan minal iman dan semangat tasamuh atau toleransi yang dikembangkan juga berperan besar demi menjaga keutuhan bangsa dan negara.
“Ini diakui oleh banyak pihak,” katanya.
Kiai Ma’ruf menegaskan, kini sudah saatnya NU mengambil peran. Secara nasional, NU dianggap memiliki kontribusi besar dalam menciptakan kerukunan dan perdamaian. Hal ini menarik banyak pihak yang mengharapkan peran NU di tingkat global. Sebab NU memiliki prinsip ukhuwah insaniyah yakni persaudaraan kemanusiaan, di samping ukhuwah islamiyah dan wathaniyah.
“Prinsip-prinsip ini sekarang diperlukan ketika dunia masih banyak terjadi konflik di mana-mana dan belum bisa teratasi, baik melalui jalur-jalur diplomasi politik. Juga pendekatan moralitas dan kemanusiaan mungkin juga bisa diperankan oleh NU di masa yang akan datang,” tegasnya.
Munas Alim Ulama dan Konbes Nahdlatul Ulama digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Peserta terdiri dari internal syuriyah dan tanfidziyah PBNU dan tiga orang perwakilan dari PWNU se-Indonesia, serta para pimpinan lembaga dan badan otonom NU.
Terpopuler
1
Peringati 10 Muharram, Unisma Santuni 1.500 Anak Yatim dan Dhuafa
2
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Denanyar KH Ahmad Wazir Ali Wafat
3
Pesantren Denanyar Jombang Juga Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg
4
Festival Yatim 2025, LAZISNU Sidoarjo Distribusikan Ratusan Juta untuk 1000 Anak
5
Pesantren Mahika Sidoarjo Gelar Sarasehan Sambut Kedatangan Santri Baru
6
Susunan Lengkap Pengurus Idarah Aliyah JATMAN Masa Khidmat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua