• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Luka, Anak Bendahara PWNU Jatim Jadi Korban Kekerasan Oknum Linmas

Luka, Anak Bendahara PWNU Jatim Jadi Korban Kekerasan Oknum Linmas
Tangkapan layar rekaman CCTV dari sebuah rumah warga saat sejumlah petugas Linmas meringkus FA. (Foto: Istimewa)
Tangkapan layar rekaman CCTV dari sebuah rumah warga saat sejumlah petugas Linmas meringkus FA. (Foto: Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

FA (15 tahun), anak dari Bendahara Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, H Rasyidi, dikabarkan menjadi korban dugaan tindakan kekerasan oleh oknum petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Surabaya. FA menjadi korban salah sasaran petugas Linmas saat melakukan penertiban tawuran di kawasan Dupak, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya, pada Rabu dini hari, 14 April 2021.

 

Secara tertulis, Rasyidi menceritakan bahwa cerita bermula ketika sekira pukul 01.32 WIB FA sedang berkumpul dengan teman sebayanya di kawasan Jalan Gundih IV, Kecamatan Bubutan. FA sebelumnya pamitan akan mengisi waktu dengan duduk-duduk di sebelah rumah bersama keempat temannya.

 

“Mereka kemudian memutuskan untuk bermain bola di kawasan Margorukun Gang I. Namun, kala itu ternyata lapangan yang ada digunakan sejumlah orang untuk bermain badminton. Keinginan untuk bermain bola tidak surut, dan berpindah ke kawasan lain yakni di Dupak Grosir,” cerita H Rasyidi.

 

Tanpa diketahui FA dan teman-temannya, di jalan raya kawasan Dupak Grosir terjadi tawuran. FA dan temannya pun menghindar. “Dan ternyata tidak lama, ada pasukan Linmas yang melakukan penertiban sekaligus pengejaran kepada anak-anak muda yang sedang tawuran tersebut,” tandas Bendahara Umum Majelis Ulama Indonesia Jatim itu.

 

Dengan mengendarai motor trail, pasukan Linmas melakukan pengejaran kepada anak-anak yang tengah berbuat onar. Dan tentu saja hal itu memantik para peserta tawuran lari. Adegan kejar-kejaran pun terjadi. “Pasukan Linmas terus melakukan pengejaran hingga kawasan Gang 4,” ujar H Rasyidi.

 

Karena situasi tegang, sejumlah orang dan remaja yang tidak terlibat tawuran pun ikut panik, termasuk FA dan teman-temannya. Mereka ikut lari. Saat akan lari, FA mendapati pengendara sepeda motor yang tengah melintas. Ia bersama dua temannya langsung menumpang kepada pengendara motor tidak dikenal itu.

 

“Dan ternyata pasukan Linmas juga terus mengejar, hingga jarak semakin mendekat. Dengan menggunakan helm, pasukan Linmas  memberhentikan motor yang ditumpangi anak saya dengan memukul pakai helm,” papar H Rasyidi.

 

FA terjatuh ketika motor yang ditumpanginya melintasi gundukan polisi tidur. Ia terseret motor hingga terluka di bagian lutut. Melihat itu, petugas Linmas yang mengejar meringkus FA dengan kasar. Bahkan, petugas membenturkan kepala FA ke bagian belakang motor trail yang terbuat dari besi.

 

“Akibatnya, wajah anak saya lebam dan terluka cukup serius,” kata H Rasyidi.

 

Oleh petugas Linmas, FA kemudian dibawa ke Markas Kepolisian Sektor Bubutan. Beruntung, Anggota Polsek yang kenal dengan keluarga FA lalu menghubungi dan menyampaikan jika FA diamankan. FA pulang dari kantor polisi seusai subuh.

 

“Untuk keperluan klarifikasi, pada hari Jumat (16/04/2021) saya bersama anak dan keluarga mendatangi kantor Linmas. Kala itu waktu menunjukkan pukul 10:00 WIB dan saya diterima oleh A pukul 11:30 dengan menanyakan kronologi kejadian yang sebenarnya berdasar cerita anak saya. Kala itu saya hanya ingin dipertemukan dengan pelaku tindakan kekerasan,” ujar H Rasyidi.

 

“Bapak A akhirnya mendatangkan sejumlah pasukan Linmas yang pada kejadian Rabu dini hari sedang bertugas. Dan saat itu ada yang mengaku bahwa dirinya yang melakukan tindakan tersebut. Yang bersangkutan memeragakan cara memperlakukan anak saya, meskipun apa yang dilakukan dibantah anak saya karena tidak sesuai kejadian,” imbuh H Rasyidi.

 

Ia mengatakan bahwa kedatangannya ke kantor Linmas hanya sekadar mengklarifikasi dan meminta pertanggungjawaban petugas Linmas yang melakukan tindakan salah sasaran penertiban apalagi dengan tindakan kekerasan. “Apalagi memperlakukan anak sekecil itu dengan tindakan seperti menangkap seorang penjahat.”

 

“Dan usai shalat Jumat, kami kembali lagi ke kantor dan menyampaikan bahwa yang diinginkan keluarga adalah tindakan bertanggung jawab dari pelaku. Meskipun saat itu saya tidak akan meminta lebih, (yang diinginkan) hanya yang bersangkutan mengakui tindakan berlebihan yang ujungnya mengakibatkan anak saya terluka cukup serius, kaki, dan tangan kiri terkilir,” papar H Rasyidi.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru