• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Menikah Melangkahi Kakak, Boleh atau Tidak?

Menikah Melangkahi Kakak, Boleh atau Tidak?
Ustadz Riyad Ahmad. (Foto: NOJ/NU Online)
Ustadz Riyad Ahmad. (Foto: NOJ/NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Pernikahan merupakan fase dalam hidup yang dijalani ketika seorang muslim telah menemukan pasangan yang siap secara mental maupun finansial. Dalam perjalanan menuju pernikahan, sering kali kita dihadapkan pada berbagai mitos dan keyakinan negatif yang dapat mempengaruhi pandangan kita. 

 

Salah satu aspek yang seringkali menjadi perhatian adalah mitos yang berkaitan dengan melangkahi kakak laki-laki atau perempuan dalam proses pernikahan. Seperti yang dilansir dari kanal youtube NU Online, disebutkan bahwa persoalan ini merupakan mitos yang telah mengakar di lingkup masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa.

 

“Terkait mitos ini jika dalam Bahasa Arab namannya tathoyur,” jelas Ustadz Riyad Ahmad saat menjawab pertanyaan dalam kanal youtube NU Online.

 

Dalam kitab Adabul Mufrod disebutkan bahwa tathoyur dianggap sebagai sesuatu yang dosa tetapi memiliki solusi. Pendekatan ini menyebutkan bahwa melangkahi kakak dalam pernikahan bukanlah masalah jika kita memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah SWT dan tidak membiarkan kepercayaan kita kepada mitos menguasai.

 

“Maka walaupun kita melanggkahi kakak laki-laki atau perempuan pada saat mau menikah asalkan tawakkal kita kepada Allah SWT lebih kuat dibanding kepercayaan kita terhadap mitos Insyaallah tidak jadi masalah, yakni tidak mendapat dosa dan mitos itu juga akan hilang dengan sendirinya,” ujarnya.

 

Selain itu, terdapat keyakinan yang berkembang bahwa jika seseorang dilangkahi dalam pernikahan, maka sulit bagi mereka untuk menemukan pasangan hidup. Namun, penting untuk dipahami bahwa keyakinan ini berbeda dengan kekhawatiran akan terjadinya kesialan. 

 

“Mertua saya itu bilang, kalau diyakini dengan adiknya menikah dulu, nanti kakaknya jadi sulit dapat jodoh ya terjadi, tapi kalau diyakini dengan cara adiknya menikah duluan nanti kakaknya kepancing jadi mau nikah juga itu pun bisa terjadi. Ini masalah keyakinan karena sesungguhnya setiap perkataan adalah do’a,” ungkapnya saat memberi contoh yang berkaitan.

 

Keyakinan seseorang dapat mempengaruhi bagaimana mereka memandang situasi ini. Beberapa orang mungkin merasa khawatir bahwa melangkahi kakak menikah akan menyulitkan mereka menemukan pasangan hidup. Namun, keyakinan tersebut dapat diubah dengan melihatnya sebagai sebuah kesempatan untuk memperoleh berkah dan kemudahan dalam pernikahan.

 

“Selain mengatasi mitos dan keyakinan negatif, aspek lain yang perlu diperhatikan dalam menjaga hubungan kakak adik yang bersangkutan dalam keluarga yakni dengan menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap kakak perempuan atau laki-laki yang telah rela dan ikhlas dilangkahi untuk menikah,” terangnya.

 

Hadiah tersebut tidak harus berupa barang mewah atau mahal, tetapi dapat disesuaikan dengan kemampuan kita. Hal ini menunjukkan bahwa kita menghargai kontribusi dan peran mereka dalam mempermudah jalannya pernikahan kita.

 

“Dalam menjalani pernikahan, selain mengatasi mitos dan keyakinan negatif, penting juga untuk selalu berdoa kepada Allah agar langkah kita selalu diberkahi dan diberi kemudahan,” pungkasnya.

 

Penulis: Diah Nur Asy’syifa Islamaya


Metropolis Terbaru