• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Ning Widad Bariroh Jelaskan Pola Membangun Keluarga Sakinah

Ning Widad Bariroh Jelaskan Pola Membangun Keluarga Sakinah
Ning Widad Bariroh dari Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah Pasuruan. (Foto: NOJ/ tangkap layar)
Ning Widad Bariroh dari Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah Pasuruan. (Foto: NOJ/ tangkap layar)

Surabaya, NU Online Jatim

Ning Widad Bariroh dari Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah Pasuruan, menjelaskan pola membangun keluarga sakinah. Menurutnya, tujuan pernikahan adalah untuk saling menenangkan dan mendamaikan satu sama lain, karena dalam hubungan rumah tangga dibutuhkan dua personal yang sama-sama punya cinta dan tujuan yang kuat.

 

“Sebab, dua personal inilah yang akan menyanggah dan mempertahankan dinding rumah tangga ini. Maka, tidak bisa jika hanya satu personal yang memperjuangkan itu sendirian, sehingga dalam rumah tangga itu dibutuhkan ikatan antara keduanya,” ujar Ning Widad saat acara Ngaos Ramadhan melalui live Instagram NU Online Jatim, Ahad (24/03/2024).

 

Ia mengatakan, ketika masing-masing berikrar atas nama Allah maka keduanya harus punya komitmen yang kuat untuk saling mengawali dan mengupayakan satu sama lain. “Jadi, di dalam hubungan keluarga yang sakinah itu ada keluarga yang saling mendamaikan, saling menenangkan, saling bisa menjadi sandaran satu sama lain,” tuturnya.

 

Dirinya berharap bahwa momentum Ramadhan dijadikan sebagai titik balik untuk membangun keluarga yang Sakinah. Karena di bulan Ramadhan ada beberapa waktu krusial untuk membangun kebiasaan baik dalam berumah tangga.

 

Disebutkan, momen itu di antaranya ialah ketika waktu sahur di mana semua anggota keluarga berkumpul. Oleh karena itu, mengapa kesunnahan sahur ialah mengakhirkan, supaya setelah sahur langsung shalat subuh berjamaah dan dilanjutkan family time.

 

“Sehingga seluruh anggota keluarga dapat saling terbuka isi hatinya, saling merasakan kasih sayang dan perhatian dari keluarga tersebut,” ungkapnya.

 

Ia menambahkan, momen lainnya yaitu ada pada waktu berbuka puasa. Bahkan, hal ini menjadi alasan mengapa Rasulullah memberikan kesunnahan untuk mengawalkan berbuka puasa.

 

“Yaitu, karena kita tidak tahu di dalam keluarga kita ada yang lemah dan ada yang kuat dalam menjalakan puasanya, maka sebagai pimpinan keluarga kita harus memberikan toleransi kepada yang paling tidak mungkin puasa agak lama,” ujarnya.

 

Hal yang romantis di bulan Ramadhan, lanjut Ning Widad, adalah bagaimana mengenali selera pasangan masing-masing. Tentu, pihak istri dan suami ingin menyuguhkan dan mendapatkan yang terbaik, maka keduanya saling berebut untuk menyiapkan apa yang disukai.

 

“Seperti sang suami yang mencarikan takjil yang disukai istrinya, maka akan mendapatkan pahala puasa sang istri. Begitu juga untuk sang istri ketika semangat dalam menyiapkan masakan untuk berbuka puasa, maka nanti juga mendapat pahala puasa dari sang suami dan anak-anaknya,” ucapnya.

 

“Jadi, luar biasanya di bulan Ramadhan itu di situ, sehingga dapat meningkatkan ghirah khidmahnya seorang istri, meningkatkan ghirah semangat untuk saling mencintai seorang suami,” tandasnya.

 

Penulis: M Ainul Rofik


Metropolis Terbaru