• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Tapal Kuda

Makna Married Life Ala Ning Widad Bariroh Pasuruan

Makna Married Life Ala Ning Widad Bariroh Pasuruan
Ning Widad Bariroh Pasuruan saat bersama keluarga kecilnya. (Foto: NOJ/ Istimewa)
Ning Widad Bariroh Pasuruan saat bersama keluarga kecilnya. (Foto: NOJ/ Istimewa)

Pasuruan, NU Online Jatim

Married Life kerap dimaknai sebagai kehidupan dalam pernikahan. Menyoal hal ini, Wakil Kepala Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan Ning Widad Bariroh mengatakan, bahwa menikah adalah ibadah terlama dan terpanjang. Maka, selayaknya hal terbaik hendaknya diinvestasikan di dalamnya.


“Menikah adalah ibadah terlama dan terpanjang, maka investasikan yang terbaik di dalamnya,” tulis Ning Widad Bariroh dalam sorotan instagram pribadinya @widad_bariroh pada Selasa (29/03/2022).


Menurut Ning Widad, sebelum memutuskan menikah, seseorang telah dibentuk dengan latar belakang serta pengalamannya masing-masing. Maka, ketika keduanya dipertemukan, perlu ada masa orientasi yang bahkan harus dilakukan sepanjang berlangsungnya usia pernikahan tersebut.


"Masa kita berkenalan dengan karakter yang belum pernah terlihat sebelumnya. Bagi yang belum kenal ya memang masa berdarah-darah untuk saling menurunkan ego dan meninggikan toleransi. Karena sepanjang usia pernikahan kita, ujian itu tetap ada. Kadang tidak dari pasangan, tapi dari keluarga dekat," tulisnya.


Ia pun menekankan agar tidak menganggap remeh proses perkenalan. Karena dari sanalah sedikit banyak dapat tergambarkan seperti apa sosok yang akan diajak hidup bersama nanti. Sehingga pihak perempuan bertanya pada calon suaminya mengenai karir, pekerjaan, sikap dan cara memperlakukan istri, sampai pola pengasuhan anak kelak. Hal sebaliknya juga berlaku bagi laki-laki terhadap perempuan.


"Jadi semacam fit and proper test. Memang tidak semuanya terlihat, tapi kita sudah ada gambaran awal dan sedikit kesiapan untuk langkah selanjutnya," tambah istri Ketua PCNU Kota Pasuruan, HM Nailur Rochman atau Gus Amak itu.


Menurutnya, awetnya pernikahan salah satunya ditentukan dari pola komunikasi yang dijalin oleh dua belah pihak. Pasalnya, baik suami maupun istri bukanlah seorang wali yang bisa mendadak tahu apa keinginan masing-masing tanpa adanya komunikasi.


Dirinya menambahkan, bahwa setiap orang tentu memiliki cara yang berbeda untuk membahagiakan pasangannya. Karena masing-masing orang memiliki karakternya sendiri. "Sering ngobrol hal receh dengan suami jauh lebih baik dibandingkan saling diam, meskipun diamnya memikirkan hal yang berbobot," ungkap ibu empat anak ini.


Tak cukup itu, ia menyebutkan bahwa rumah tangga dibangun dan dibina dengan kesepakatan dan keikhlasan. Artinya, semua yang dilakukan di dalamnya harus atas dasar keridhaan (rela), termasuk dalam urusan finansial.


Disebutkan, istri yang belajar mandiri secara finansial bukan untuk menafikan nafkah serta mengerdilkan posisi suami, tetapi murni untuk membantu keberlangsungan rumah tangga. Sebab, ia meyakini semua perempuan pasti berpikir yang terbaik untuk keluarga kecilnya.


“Kalau ternyata di awal suami menyatakan kesiapan (finansial) tanpa menuntut apa pun dari kita (istri), ya insyaallah akan dimudahkan. Sebab dalam rumah tangga, tidak ada keharusan siapa melakukan apa. Semua dilakukan atas dasar keridhaan," lanjutnya.


Untuk itu, ia pun mendoakan pasangan suami istri yang menanti dan mendambakan keturunan, agar segala urusan dimudahkan serta diberi takdir terbaik oleh Allah SWT.


"Semoga dianugerahi keturunan yang berkualitas, shalih, sehat, membanggakan, menambah kebahagiaan dan kebaikan. Tetap semangat dan jangan putus asa, insyaallah akan Allah kabulkan," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru