• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Tapal Kuda

Ning Widad: Perempuan dan Laki-laki Harus Berkolaborasi

Ning Widad: Perempuan dan Laki-laki Harus Berkolaborasi
Ning Widad Bariroh (kiri) saat Podcast Fourtwenty. (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)
Ning Widad Bariroh (kiri) saat Podcast Fourtwenty. (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Pasuruan Ning Widad Bariroh mengatakan, seorang laki-laki dan perempuan hendaknya harus saling berkolaborasi, bukan saling menutup-nutupi antara satu dengan yang lainnya.


“Karena kita (Perempuan) tidak bisa utuh tanpa kehadiran laki-laki. Begitu juga sebaliknya, seorang laki-laki tidak akan utuh tanpa kehadiran perempuan,” katanya dalam acara podcast Fourtwenty, Sabtu (25/03/2023).


Disebutkan, bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan untuk saling mempengaruhi. Karena dalam Al-Qur'an disebutkan seorang laki-laki dan perempuan saling membutuhkan dan tidak bisa berdiri sendiri.


Lebih lanjut, Ning Widad mengatakan, selama ini kebanyakan wanita dituntut sempurna secara personal sebagaimana stigma yang populer di masyarakat. Misalnya, seorang perempuan harus memiliki rasa malu yang tinggi hingga dituntut memiliki kemampuan ganda, padahal di sisi lain laki-laki harus memiliki rasa malu meski dalam konteks berbeda.


"Jika perempuan dianggap sebagai sumber fitnah oleh laki-laki, maka yang perlu dievaluasi adalah pandangan seorang laki-laki kepada perempuan," ujarnya.


Menurutnya, ini bukan berbicara tentang perempuan saja tetapi sebagai upaya untuk membenahi pola pikir bersama. Sehingga jika ada seorang laki-laki yang sukses, maka disitu ada sumbangsih seorang perempuan yang sukses. Dan begitupun sebaliknya, perempuan bisa sukses karena support dari laki-laki.


"Semuanya harus saling berkolaborasi karena kita diciptakan untuk berkolaborasi, jangan mengunggulkan laki laki atau perempuan," ucapnya.


Ning Widad menyebutkan, dalam menjalani hubungan rumah tangga perempuan harus rela menerima menjadi makmum dari imam (suami/laki-laki). Karena ketika mahar terlaksana dan ikatan terpatri, maka sebenarnya disitu harus ada saling ridha dan kesalingan yang lainnya antara perempuan dan laki-laki.


"Dalam rumah tangga asas yang didahulukan adalah asas ridha, sehingga bisa menjalankan rumah tangga dengan baik tanpa menghiraukan perkataan dari luar," tuturnya.


Disebutkan, bahwa memang istilah laki-laki kurang peka. Itu benar, sebab laki-laki bergerak dengan logika dan minim faktor emosional. Sedang perempuan bergerak didominasi secara emosional, meski bukan berarti minus logika.


“Jika demikian, maka laki-laki harus diingatkan, karena ia bukan wali yang selalu ingat semuanya. Kita harus menjelaskan secara pelan-pelan. Karena kita bergerak secara emosional, maka harus sabar," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru