Tapal Kuda

KH Faiz Syukron Ma’mun: Haul Bukan Sekadar Doa, tapi Merawat Keislaman

Rabu, 3 September 2025 | 18:00 WIB

KH Faiz Syukron Ma’mun: Haul Bukan Sekadar Doa, tapi Merawat Keislaman

KH Faiz Syuqron Ma’mun memberikan tausiyah Haul KH Abdul Hamid bin Abdullah Umar 44 di Pondok Pesantren Salafiyah. (Foto: NOJ/Mokh Faisol)

Pasuruan, NU Online Jatim 

Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Faiz Syukron Ma’mun menegaskan bahwa haul ulama bukan sekadar tradisi keagamaan, melainkan simbol penting dalam mengingat kematian, memperkuat silaturahmi, dan merawat keislaman.

 

Hal itu diungkapkan dalam Haul ke-44 KH Abdul Hamid bin Abdullah Umar di Pondok Pesantren Salafiyah, Kota Pasuruan, Selasa (2/9/2025).


 

“Haul itu simbol pengingat kematian, silaturahmi, atau cara membungkus silaturahmi dan keislaman. Kalau tidak ada haul, mungkin banyak orang tidak lagi menjalin silaturahmi dengan guru dan ulama,” ujarnya.

 

Peringatan haul ini merupakan model yang dirancang oleh ulama terdahulu untuk menjalin silaturahmi sehingga tidak perlu repot-repot datang ke rumahnya satu per satu.

 

"Hebatnya ulama dahulu untuk membuat perkumpulan dan silaturahmi ya majelis haul dan ini hanya ada di Indonesia," jelasnya.

 

Dirinya menegaskan bahwa haul juga sarana untuk mengedepankan adab kepada ulama, habaib serta guru. Menurutnya silaturahmi ini dapat menyambung sanad keilmuan yang bersambung melalui para guru hingga Rasulullah saw. 

 

“Cium tangan ulama, tatap matanya. Itu mata yang pernah bertemu dengan mata gurunya, terus bersambung sampai mata Rasulullah,” ungkapnya.

 

Menurutnya, acara haul menjadi ajang pertemuan antartokoh, ulama, dan habaib sehingga sanad keilmuan maupun sanad persaudaraan tetap tersambung.

 

“Haul bukan hanya soal doa, tapi juga mempertemukan umat agar tetap berada dalam mata rantai sanad yang kuat,” tambahnya.

 

Di akhir tausiyahnya, Kiai Faiz mengingatkan para pejabat negara agar selalu waspada terhadap amanah yang diemban. 

 

“Ingat, nanti di akhirat setiap pejabat akan dimintai pertanggungjawaban. Maka jangan sekali-kali melupakan bekal untuk kehidupan setelah kematian,” tegasnya.