• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Pergunu Jatim Paparkan Persiapan Penerapan Kurikulum Merdeka

Pergunu Jatim Paparkan Persiapan Penerapan Kurikulum Merdeka
Umi Salamah (kanan) saat talkshow di Kemenag Jatim (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Umi Salamah (kanan) saat talkshow di Kemenag Jatim (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Wakil sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jatim, Umi Salamah menyampaikan hal-hal yang harus di persiapkan untuk menyambut penerapan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran baru 2023/2024. Menurutnya yang pertama perlu di persiapkan adalah guru.

 

“Sebaik apa pun kurikulum, sebaik apa punprogram madrasah, namun jika guru tidak bisa mengimplementasikan itu, maka tidak akan berhasil. Oleh karena itu di MI Ma’arif Ketegan Sidoarjo yang kami pimpin, hal pertama kami siapkan adalah guru,” katanya saat menjadi pembicara Talkshow Praktek Baik Pendidikan di Kanwil Kemenag Jatim, Kamis (06/04/2023).

 

Guru dilatih untuk mempunyai skill transformasi dan kemampuan dalam mengajar. Hal ini akan menjadi berat jika sebagian besar guru masih terpenjara dalam pola pikir lama. Yang mana guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Padahal saat ini guru bukan memberikan teks, semestinya guru memberikan konteks. Guru tidak lagi berorientasi seberapa banyak informasi yang bisa diberikan pada siswa, akan tetapi bagaimana guru mengajak siswa bisa berfikir kritis dan melakukan problem solving.

 

“Kedua yang perlu disiapkan adalah sarana prasarana. Karena kurikulum merdeka adalah kurikulum baru jadi sarana prasarana madrasah harus menyesuaikan supaya dapat menunjang kurikulum merdeka terlaksana dengan baik,” ujarnya.

 

Umi menegaskan, poin yang paling penting untuk madrasah yang akan menerapkan kurikulum merdeka dan harus dikuasi oleh kepala madrasah dan guru adalah pembelajaran berdiferensiasi, kemudian proyek, karena ini yang membedakan antara kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Kepala madrasah harus memfasilitasi guru agar mau untuk memperbaiki diri. Karena guru tidak boleh puas dengan apa yang telah dilakukan sekarang. Jika merasa puas pada titik tertentu maka guru tersebut akan tertinggal dengan yang lain.

 

“Bagi saya kurikulum merdeka ini lebih menyenangkan. Namun ada juga tantangan pada awal penerapan seperti pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Bagimana siswa banyak bertanya. mencoba dan berkarya,” tandasnya. 


Metropolis Terbaru