Metropolis

Ramadhan Talks: Menggali Hikmah Lailatul Qadar dan Strategi Meraihnya

Rabu, 26 Maret 2025 | 12:00 WIB

Ramadhan Talks: Menggali Hikmah Lailatul Qadar dan Strategi Meraihnya

M Tholhah Fayyadh, Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur. (Foto: NOJ/ISt)

Surabaya, NU Online Jatim

NU Online Jatim kembali menggelar acara Ramadhan Talks bersama M Tholhah Fayyadh, Pengurus Lembaga Dakwah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan secara live di Instagram NU Online Jatim dan media sosial lainnya, Selasa (25/03/2025).


Untuk menyambut malam Lailatul Qadar, diskusi ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang keutamaan malam Lailatul Qadar dan strategi meraih berkahnya melalui ibadah dan amal kebaikan.


Dalam pemaparannya, M Tholhah Fayyadh menekankan bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana setiap amal ibadah yang dilakukan memiliki pahala setara dengan 83 tahun.


“Ini adalah malam yang sangat istimewa. Allah telah menjanjikan keutamaan yang luar biasa bagi mereka yang menghidupkannya dengan ibadah,” ujarnya.


Oleh karena itu, ia mengajak umat Muslim untuk memanfaatkan malam istimewa ini dengan memperbanyak shalat malam, berdoa, membaca Al-Qur’an, serta meningkatkan kepedulian sosial melalui sedekah dan amal kebajikan.


Selain itu, ia menjelaskan beberapa tanda-tanda malam Lailatul Qadar, seperti suasana yang tenang dan damai, turunnya malaikat, serta kemudahan terkabulnya doa bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam ibadah.


“Jika kita merasakan ketenangan luar biasa, seakan-akan hati kita lebih tentram dari biasanya, bisa jadi itu adalah malam Lailatul Qadar. Maka, jangan sia-siakan kesempatan ini,” terangnya.


Selain membahas keutamaan Lailatul Qadar, diskusi juga menyoroti tantangan spiritual di era digital, terutama dalam menghadapi godaan teknologi yang dapat mengalihkan fokus dari ibadah. Ia menekankan pentingnya mengendalikan penggunaan gadget dan media sosial agar tidak mengganggu kekhusyukan beribadah di bulan suci Ramadhan.


“Sering kali kita kehilangan momen berharga karena terlalu sibuk dengan gadget. Bulan Ramadhan adalah saatnya kita lebih banyak merenung, mendekat kepada Allah, dan mengurangi hal-hal yang melalaikan,” jelasnya.


Ia mengajak jamaah untuk menjadikan Ramadhan sebagai momentum refleksi dan transformasi diri, dengan meneladani para ulama terdahulu yang senantiasa menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.


Sebagai penutup, meraih Lailatul Qadar bukan sekadar tentang meningkatkan ibadah secara ritual, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat memperkuat kualitas spiritual dan kepedulian sosialnya. Dengan memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan yakni memperbanyak doa, serta menjaga keseimbangan dalam kehidupan, diharapkan umat Muslim dapat meraih keberkahan malam yang agung ini.


Ramadhan Talks kali ini menjadi pengingat bahwa setiap momen di bulan Ramadan adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membawa perubahan positif dalam kehidupan. “Ramadan adalah bulan pendidikan. Jika kita keluar dari Ramadan tanpa ada perubahan diri, maka kita perlu bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita benar-benar memahami makna bulan suci ini?” pungkasnya.


Penulis: Hamdan