Soroti Tagar Kabur Aja Dulu, Gus Nadir: Santri Tidak Diajarkan Pesimisme
Selasa, 18 Februari 2025 | 11:00 WIB
Boy Ardiansyah
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Cendekiawaan Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosein atau Gus Nadir menyoroti tagar kabur aja dulu yang viral di media sosial. Diketahui tagar ini muncul dari masyarakat yang melihat kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Melihat fonomena ini, Gus Nadir mengatakan bahwa santri tidak diajarkan pesimisme.
“Saya yakin tagar ini bukan dari santri, karena santri tidak pernah kabur. Jadi saya pastikan jika ada yang kabur karena melihat kondisi Indonesia saat ini ia bukan santri,” katanya saat mengisi acara Haul dan Harlah Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo, Senin (17/02/2025).
Dosen Fakultas Hukum, Universitas Melbourne Australia itu menilai tagar tersebut sebagai potret pesimisme. Sementara santri tidak pernah diajarkan sifat tersebut. Menurutnya, santri selalu meneladani para masayaikh pendiri pesantren yang tidak pernah pesimis dalam menjalani hidup.
“Orang yang hendak meninggalkan Indonesia adalah orang yang kalah. Jika kalah di negeri sendiri, bagaimana bisa menang di negeri orang lain,” ujarnya.
Santri bila keluar negeri bukan karena pesimis hidup di Indonesia tapi dengan niat untuk menaklukkan negeri orang. Gus Nadir menyebutkan saat ini sudah banyak santri yang berkiprah di luar negeri. Professor santri saat ini menyebar di berbagai belahan dunia seperti Jerman, Jepang, Korea, Eropa, Amerika, Australia.
“Kami semua meninggalkan Indonesia bukan karena kami kalah. Tapi kami ingin menebarkan Islam rahmatan lil ‘Alamin dan menaklukkan barat,” tuturnya.
Oleh karena itu, Gus Nadir kembali menegaskan tidak ada istilah kabur aja dulu. Orang yang menggalakkan kabur aja dulu adalah orang yang kalah sebelum bertarung. Mereka tidak menggunakan akal pikiran, dzikir, tidak kokoh spiritual dan tidak mapan intelektual.
“Apa disangka hidup di luar negeri itu gampang. Mau cari makanan halal saja susah, tidak di semua negara ada masjid. Mau membuat pengajian, tahlilan atau istighatsah tidak semudah di negeri kita,” ucapnya.
Gus Nadir mempersilakan jika santri ingin ke luar negeri, namun dengan catatan meluruskan niat. Bukan karena pesimis namun karena ingin di bumi Allah yang begitu luas ini para santri menebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin.
“Saya keliling dunia, setiap datang ke negara saya bacakan shalawat. Niatnya adalah menebarkan shalawat. Saat menjadi pemateri seminar internasional saya niatkan membacakan shalawat,” tandasnya.
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
3
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
4
Ngaji Sewelasan Lesbumi NU Malang Bahas Transformasi Aksara di Pesantren
5
Khidmat dan Haru, MI At-Taqwa Bondowoso Wisuda 290 Santri
6
Kick Off Pelatihan Starline 2025, Lompatan Besar bagi LP Ma’arif NU Jatim
Terkini
Lihat Semua