Metropolis

Gus Syaikhul Islam Paparkan Alasan Harus Bersyukur Hidup di Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 10:00 WIB

Gus Syaikhul Islam Paparkan Alasan Harus Bersyukur Hidup di Indonesia

Gus Syaikhul Islam. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pengasuh Ribath Lebo Haqqul Mubin Pondok Pesantren Progresi Bumi Shalawat Sidoarjo, KH Syaikhul Islam menjelaskan alasan-alasan masyarakat Indonesia harus banyak bersyukur hidup di negara ini. Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi Rutinan Malam Jum’at Legi, Kamis (10/10/2024) malam.

 

“Makanya kita semua jadi warga Indonesia harus punya rasa syukur yang tinggi. Karena di negara Arab saat ini ada dua fenomena,” katanya.

 

Gus Syaikhul sapaan akrabnya menjelaskan dua fenomena itu adalah perang dan kesusahan mencari makan. Dijelaskan sepekan ini masyarakat Beirut Libanon tidak ada yang bisa tidur karena setiap saat ada bom dari Israel. Di Yaman masyarakat kesulitan mencari makanan. Jika di Indonesia untuk membeli beras bisa di tetangga.

 

“Namun di Yaman untuk mencari makanan harus menempuh jarak yang jauh, bisa membutuhkan waktu satu hari. Itupun biasanya tidak kebagian, kadang pula pesanannya diambil orang lain,” ujarnya.

 

Alumni Universitas Al-Azhar Mesir itu menceritakan hal tersebut bukan semata-mata secara subjektif menyanjung Indonesia, namun memang kenyataannya demikian. Hal lain yang membuat masyarakat Indonesia harus bersyukur adalah karena punya rasa cinta yang tinggi kepada Nabi Muhammad SAW.

 

“Meskipun kita ini bukan orang Arab, hidungnya tidak mancung. Tapi soal kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW orang Indonesia tidak kalah,” ungkapnya.

 

Pengalaman Gus Syaikhul di Yaman, Syiriah, Mesir dibacakan maulid di hari-hari tertentu. Berbeda dengan di Indonesia yang setiap hari ada saja yang mengadakan majelis-majelis shalawat.

 

“Mungkin saja karena orang Indonesia punya rasa cinta yang tinggi kepada Nabi Muhammad, negeri ini diberi kedamaian oleh Allah SWT,” terangnya.

 

Menurut Gus Syaikhul tidak ada orang yang sukses atau berhasil tanpa kembali kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam hadist dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW dan umatnya seperti ayah dan anak. Orang NU percaya Nabi Muhammad SAW yang wafat adalah tubuh fisiknya.

 

“Tapir roh, barakah, syafaatnya, rahmatnya bisa dirasakan umatnya sampai saat ini,” tandasnya.