Sidoarjo, NU Online Jatim
Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo mengelar Hari Lahir (Harlah) dan Haul pada Senin (04/03/2024) di lapangan pesantren setempat. Hadir pada kegiatan ini Al-Habib Zainal Abidin bin Sagaf Assegaf pengasuh Majelis Shalawat Az Zahir, KH Miftah Maulana Habiburrahman Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman Yogyakarta dan Azmi Askandar atau Gus Azmi.
KH M Birrul Alim Al-Kautsari mewakili Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat mengatakan momen haul ini untuk meneguhkan bahwa pesantren harus dibangun dengan keilmuan yang mapan. Karena menghidupkan pesantren adalah otomatis menghidupkan ilmu.
“Yang disebut dengan menghidupkan adalah bukan kita memperbarui apa yang belum dilaksanakan oleh Rasulullah. Akan tetapi kita memperbarui yang dulu pernah dilakukan oleh Rasulullah kemudian sekarang mulai ditinggalkan umat,” katanya.
Oleh karenany,a pada acara Harlah dan Haul Ponpes Progresif Bumi Shalawat ini tetap dipergunakan untuk belajar. Karena untuk masuk surga harus pandai.
“Allah dalam Al-Qur’an mengatakan orang yang masuk neraka itu menyesal dan mengatakan jika selama hidup mau berpikir pasti menjadi orang pandai dan tidak akan masuk neraka. Maka penghuni neraka mengakui dosanya adalah tidak mau belajar hingga mengakibatkan dirinya masuk ke dalam neraka,” ujarnya.
Gus Bir sapaan akrabnya menuturkan Harlah dan Haul Ponpes Progresif Bumi Shalawat ini mengajak untuk menghidupkan kembali cahaya ilmu di tengah-tengah masyarakat. Gus Bir juga berharap pesantren yang didirikan oleh Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Agoes Ali Masyhuri menjadi pusat dakwah Islam khususnya di Jatim dan secara umum di Indonesia.
Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, atau sering dikenal sebagai Imam Muslim meriwayatkan satu hadist bahwa agama Islam itu pada mulanya datang dalam sebagai agama yang asing.
“Dan pada akhirnya agama Islam akan kembali menjadi asing tidak dikenal oleh masyarakat,” tandasnya.