• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Tes Calistung Dihapus, PP Pergunu: Dukung Pemenuhan Hak Pendidikan Anak

Tes Calistung Dihapus, PP Pergunu: Dukung Pemenuhan Hak Pendidikan Anak
Sekretaris Umum PP Pergunu, Aris Adi Leksono. (Foto: Dok. PP Pergunu)
Sekretaris Umum PP Pergunu, Aris Adi Leksono. (Foto: Dok. PP Pergunu)

Surabaya, NU Online Jatim

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Aris Adi Leksono sepakat calistung dalam tes masuk SD/sederajat dihapus atau dihilangkan. Kebijakan tersebut sebagai upaya dalam mendukung pemenuhan hak pendidikan anak.

 

Pasal 9 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 menyatakan : (1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.

 

“Kebijakan tersebut membuka peluang anak untuk mendapat layanan pendidikan yang semakin terbuka, sehingga angka partisipasi anak untuk sekolah akan meningkat agar tidak putus sekolah,” tuturnya dikutip dari NU Online, Rabu (05/04/2023).

 

Dirinya menyebutkan, secara psikologis calistung lebih tepat diajarkan anak pada usia 6-7 tahun. “Artinya saat usia SD itulah saat yang tepat anak mulai diberikan pembelajaran calistung,” imbuhnya.

 

Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melakukan penyesuaian Kurikulum Merdeka Belajar. Langkah ini diambil setelah tes membaca, menulis, dan menghitung (calistung) dihapus dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) jenjang Sekolah Dasar (SD).

 

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyampaikan, miskonsepsi tentang calistung pada pendidikan anak usia dini masih sangat kuat di masyarakat. Karena tidak berarti calistung bukan topik penting untuk diajarkan kepada anak setingkat PAUD.

 

"Saya tidak mau ada salah pengertian di sini. Pengertiannya adalah ada miskonsepsi bahwa hanya calistung yang terpenting dan cara ngajarin calistungnya itu salah. Kenapa salah, karena ini menjadi suatu metode yang mengasosiasikan anak-anak PAUD kita, mengasosiasikan sekolah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan," ujarnya beberapa waktu lalu.

 

Nadiem mengaku kecewa lantaran calistung dijadikan kriteria untuk anak masuk SD. Padahal, menurutnya, pendidikan bagi anak PAUD bukan hanya mengedepankan kemampuan calistung, melainkan juga mengasah kemampuan peserta didik yang bersifat holistik mencakup kematangan emosi, kemandirian, hingga kemampuan berinteraksi.

 

"Ini menjadi hal yang tidak bisa lagi ditolerir dan kami mohon bantuan semua bapak ibu di dalam ruangan ini dan yang menonton Youtube untuk segera menghilangkan error besar ini seolah-olah SD di Indonesia tidak punya tanggung jawab sama sekali sama calistung dan menjadi tanggung jawab PAUD, ini mau saya hilangkan miskonsepsi ini. Dan satu hal yang paling menyedihkan adalah persepsi mengenai calistung adalah satu-satunya yang penting dalam pembelajaran," tegasnya.


Metropolis Terbaru