• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Ulama dan Cendekiawan Masa Kini Harus Mapan Intelektual serta Akhlak

Ulama dan Cendekiawan Masa Kini Harus Mapan Intelektual serta Akhlak
D Zawawi Imron. (Foto: NOJ/sastrawacana)
D Zawawi Imron. (Foto: NOJ/sastrawacana)

Surabaya, NU Online Jatim

Selama ini di tengah masyarakat terjadi perbedaan pemahaman mengenai ulama dan intelektual. Padahal, antara ulama dan intelektual seperti dua sisi dalam satu mata uang logam. 


D Zawawi Imron, seniman Indonesia menyampaikan bahwa saat ini terdapat perbedaan yang mencolok antara ulama dan intelektual. Menurutnya, sebagian dari intelektual itu hanya bisa  diambil ilmu dan pengetahuannya tentang kemajuan teknologi saja. Tetapi tidak bisa untuk serta merta dipercayai.


"Karena memang intelektual itu sebagian hanya bisa dipakai, tidak bisa di percaya. Kalau ulama hanya bisa dipercaya tidak bisa dipakai. Yang celaka seniman macam saya, seniman itu tidak bisa dipakai juga tidak bisa dipercaya," katanya, Senin (05/09/2022) sambil bergurau.


Dirinya mencontohkan bahwa tidak sedikit dari ulama yang memiliki keahlian di luar ilmu syar'i. Sebut saja semisal Imam an-Nawawi yang kebanyakan kaum muslimin hanya mengetahuinya sebagai seorang ahli fiqh, ahli hadist dan ilmu-ilmu syar'i lainnya.

 

"Padahal, jika membaca bagaimana ketika ia mensyarah hadist-hadist tentang pengobatan sebagaimana dalam kitabnya al-Minhaj, sungguh kita akan tercengang kalau ternyata ia juga seorang alim di bidang kedokteran," terangnya.


Menurutnya, saat ini diperlukan suatu sistem kaderisasi yang mampu melahirkan ulama dan cendekiawan yang mumpuni secara intelektual sekaligus teladan dalam akhlak.

 

"Islam mengakui peran strategis kelompok ulama dan menempatkannya secara istimewa. Harus ada sosok orang yang berilmu yang mampu mengingatkan dan menjaga umat melalui pemahaman agama dan akidah yang benar," ujarnya.


Hal inilah yang menjadi perhatian khusus para ulama dan cendekiawan agar peradaban Islam dapat dibangun dengan saling berintegritas bahwa pada hakikatnya semua ilmu dan segala keindahan hidupnya milik Allah. Maka sudah semestinya apapun bidang keahliannya haruslah di pergunakan untuk membangun Indonesia ke depan.   

 

"Jadi inilah sebenarnya keindahan hidup sambil kita mengkaji kebudayaan Indonesia, bagaimana membangun Indonesia ke depan," pungkasnya.

 

Penulis: Muhammad Rizqy Khoirul Fatihin


Metropolis Terbaru