NU Online

Cegah Penurunan Jumlah Petani, LPP PBNU Minta Pendidikan Harus Relevan dengan Pertanian

Selasa, 24 September 2024 | 20:00 WIB

Cegah Penurunan Jumlah Petani, LPP PBNU Minta Pendidikan Harus Relevan dengan Pertanian

Sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PBNU Tri Chandra saat ditemui NU Online, Senin (23/9/2024).

Surabaya, NU Online Jatim

Sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPP PBNU), Tri Chandra Aprianto, menekankan pentingnya keterkaitan antara pelajaran di sekolah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga perguruan tinggi, dengan aspek pertanian.

 

Pernyataan ini disampaikan Chandra dalam rangka refleksi Hari Tani Nasional Ke-64 yang diperingati pada Selasa, 24 September 2024.

 

Menurutnya, penurunan jumlah petani saat ini disebabkan karena materi pelajaran di sekolah seringkali tidak relevan dengan lingkungan belajar para siswa. Sebagai contoh, siswa yang tinggal di area pertanian perlu mendapatkan pendidikan yang lebih fokus pada pertanian.

 

Chandra menyebut istilah "ilmu pindah," yaitu fenomena ketika siswa meninggalkan desanya karena merasa pelajaran yang mereka terima tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitar mereka.


"Yang didiskusikan di situ bukan fakta apa yang ada di lingkungan saya, dikenalkan lingkungan saya," katanya kepada NU Online, Senin (23/9/2024).


Ia beranggapan bahwa makin besar, seorang anak petani makin jauh dengan ilmu alamiah yang perlu diasah, sehingga ketika seorang anak sudah mencapai bangku perkuliahan, keilmuannya semakin jauh dengan pola di masyarakatnya.


"Lagi-lagi ilmu kita pindah bukan ilmu menetap. Bukan dikaitkan, bagaimana kalau kamu mengenal padi? Bagaimana padi bisa ditumbuhkan dan sebagainya? Itu tadi, kita dijauhkan," jelasnya.


Melihat kekurangan itu di bidang pendidikan, Chandra berharap agar pemerintah dapat menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung untuk pemulihan pendidikan yang berbasis pertanian.


"Makanya ini juga jadi harapan, pemerintah harus menyiapkan hal-hal seperti itu. Saya kira, harus ada tata kelola yang lebih jelas di dalam proses pendidikan. Saya kira LP Ma'arif NU bisa jadi contoh sebenarnya," kata Chandra.


"Bukan hanya ilmu pengetahuan pengembangan. Tetapi juga mengembangkan sumber-sumber yang ada di lokal-lokal tersebut," jelasnya.


Pendapatan petani cenderung turun

Di samping prasarana pendidikan, ternyata bidang pertanian masih perlu pembenahan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan April 2024 sebesar 116,79 atau turun 2,18 persen dibanding NTP pada bulan sebelumnya.


Penurunan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade ) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 1,74 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,45 persen.