Ketua LD PBNU: Jangan Gentar Berdakwah Meski Tantangan Datang Silih Berganti
Rabu, 18 Juni 2025 | 10:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab), mengimbau umat Islam untuk tetap teguh menyampaikan kebenaran dan menjalankan dakwah amar makruf nahi mungkar secara konsisten. Ia menegaskan bahwa tantangan dalam berdakwah pasti akan datang, bahkan bisa berasal dari lingkungan terdekat, namun hal tersebut tidak boleh melemahkan semangat dakwah.
Pesan itu ia sampaikan dalam kegiatan Dakwah Sphere: Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU yang digelar Lembaga Dakwah PBNU di Plaza Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa malam (17/6/2025).
Gus Aab mengutip Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 110 yang menyatakan bahwa umat Islam mulia karena mereka aktif menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran.
“Ini bukan status yang didapat begitu saja. Umat terbaik itu adalah mereka yang mengambil bagian dalam dakwah, dalam menyeru kepada kebaikan dan mencegah keburukan di mana pun medannya,” jelas Gus Aab.
Ia percaya bahwa dakwah adalah tugas yang berat. Para dai dan pejuang amar makruf nahi mungkar harus siap menghadapi ujian dakwah berupa cemoohan, cacian, dan tekanan dari orang-orang yang tidak menyukai kebajikan.
"Kadang kita hanya mencicipi pahit di awal, tapi hasilnya akan manis. Sebab ketika bumi ini dipenuhi kebaikan, itu tandanya umat Islam sedang berada di jalan Allah," ungkapnya.
Ia menambahkan, salah satu ujian terberat dalam berdakwah justru datang dari lingkungan terdekat, terutama ketika seseorang memiliki ketergantungan atau rasa takut terhadap orang yang seharusnya diberi nasihat.
"Mengucapkan kebenaran kepada orang yang kita takuti atau kita butuh padanya, itu ujian tersendiri. Tapi justru di situ nilai dakwah kita diuji. Apakah kita benar-benar lillahi ta'ala atau karena manusia?" katanya.
Gus Aab menekankan bahwa para dai dan aktivis dakwah harus membebaskan diri dari keinginan dipuji atau ketakutan dicela. Hal itu sebagaimana dipesankan oleh Imam Nawawi bahwa dakwah sejati bukan untuk mencari simpati manusia, melainkan semata karena Allah.
"Kalau kita sudah melatih hati, maka yang hadir sedikit atau banyak, tidak akan mempengaruhi semangat kita. Bahkan jika hanya berbicara di depan tembok, itu tidak akan mengubah irama dakwah kita," ujarnya.
Gus Aab juga mengingatkan bahwa dakwah bukan soal popularitas atau pengakuan publik. Justru, orang yang benar-benar istiqamah dalam dakwah tidak akan goyah hanya karena audiensnya pejabat atau orang biasa.
"Yang kita cari bukan penghormatan manusia, tapi ridha Allah. Jangan sibuk memperbaiki tampilan agar disukai orang lain. Ridha manusia itu mustahil diraih semua, tapi ridha Allah itu wajib kita kejar," ujarnya.
Gus Aab mengingatkan bahwa setiap orang akan dipandang berbeda tergantung siapa yang menilainya.
"Kita ini bisa jadi orang biasa di mata yang tidak kenal, bisa jadi istimewa bagi yang mencintai, dan bisa jadi buruk di mata orang yang dengki. Maka jangan habiskan energi mengejar pandangan manusia," pesannya.
Gus Aab mengajak seluruh kader dan pegiat dakwah NU agar terus bergerak, menebarkan kebaikan tanpa lelah, dan menjaga ketulusan dalam setiap langkahnya.
"Jangan pernah berhenti menyampaikan kebenaran. Pegang amanat ini. Kita bukan siapa-siapa di mata dunia, tapi bisa menjadi istimewa di sisi Allah jika kita istiqamah," pungkasnya.
Terpopuler
1
Gubernur, Kapolda, dan Pangdam V/Brawijaya Terbitkan Aturan Penggunaan Sound System di Jatim
2
Sinergi LPBINU Jatim Mantapkan Gerakan AMAL dan Bentuk Sistem 4 Zona Kerja
3
Presiden Berikan Guru Kado Istimewa dalam HUT ke-80 RI, Namun Tidak Semua Dapat
4
INDEF Kritik Pemblokiran Massal Rekening oleh PPATK, Kebijakan Reaktif yang Rugikan Masyarakat
5
Menapaki Tingkatan Membaca Al-Qur’an: dari Sekadar Lisan Menuju Kedalaman Jiwa
6
Menjaga Marwah Kemerdekaan: Antisipasi ‘Sound Horeg’ Jilid 2
Terkini
Lihat Semua