Dilema Makan dengan Menu Terserah

Ini pengalaman yang diceritakan Ketua Pengurus Pusat (PP) Lembaga Pendidikan Ma'arif NU periode sebelumnya, KH Zainal Arifin Junaidi atau Arjuna. Dirinya bercerita bagaimana ribetnya kalau menanyakan menu makanan kepada sang istri. Ujung-ujungnya justru mengenaskan.

Peristiwa terjadi saat mudik sebelum pandemi beberapa waktu lalu. Dan berikut selengkapnya:

Selepas Cikampek sudah maghrib, kami berbuka dengan kurma dan makanan ringan yang dibawa dari rumah.
+ Nanti kita makan di mana, mi?
- Terserah aja.
+ Oke!

Menjelang rest area 164:
+ Kita makan di rest area 164 ya, mi!?
- Gak mau! Di rest are makanannya rasa di bawah standar harga di atas standar!
+ Oke!

Menjelang gerbang tol Palimanan:
+ Kita keluar di Palimanan makan di Jamblang ya, mi!?
- Gak mau! Lagi gak pengin makan nasi jamblang!
+ Oke!

Menjelang Pejagan:
+ Kita keluar tol di Pejagan makan sate kambing ya, mi!?
- Gak mau! Sate mulu!
+ Oke!

Menjelang Brebes:
+ Kita keluar di Brebes makan sate blengong ya, mi!?
- Gak mau! Kan udah saya bilang berkali-kali saya gak suka sate blengong!
+ Oke!

Menjelang Comal:
+ Kita keluar di Comal makan pecak belut ya, mi!?
- Gak mau! Keluarnya jauh banget!
+ Oke!

Menjelang sampai rumah:
+ Kita hampir sampai nih, kita mampir di warung mana?
- Gak usah! Kita makan di rumah aja!
+ Oke!

Sampai rumah ternyata tidak ada nasi dan lauk:
+ Kita keluar lagi yuk cari makan!
- Gak mau! Males!
Kami pun tak makan, langsung tidur sampai sahur ...... 

Di ujung cerita, Arjuna menanyakan di status Facebooknya:

"Ada yang pernah mengalami terserah tapi tidak mau ini-itu seperti itu?" tanya dia.