• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Stroke dan Kiprah Dokter Santri Menjaga Kewarasan Media Sosial 

Stroke dan Kiprah Dokter Santri Menjaga Kewarasan Media Sosial 
Dokter santri memiliki peran penting menjelaskan stroke kepada masyarakat. (Foto: NOJ/RSKO)
Dokter santri memiliki peran penting menjelaskan stroke kepada masyarakat. (Foto: NOJ/RSKO)

Stroke merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan global penyebab kecacatan, dan kematian di dunia, terutama di Indonesia. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2013 tercatat sebesar 12,1 persen dengan provinsi tertinggi adalah Sulawesi Selatan (17,9 persen). Dari Riskesdas juga diketahui, 1 dari 3 orang berusia 45 tahun ke atas di Indonesia ditemukan mengidap stroke. 


Faktor-faktor risiko terjadinya kerusakan pembuluh darah otak, seperti tekanan darah tinggi, merokok, sakit gula, penyakit jantung dan kolesterol tinggi, mempunyai peranan penting pada terjadinya stroke. Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan mengenalnya sejak dini untuk dapat mengendalikan faktor risiko stroke.
Hari Stroke Sedunia diperingati pada 29 Oktober. Acara tahunan ini dimulai pada tahun 2006 oleh WSO dan dinyatakan stroke sebagai kesehatan masyarakat darurat pada tahun 2010.

 

Peringatan tersebut adalah kesempatan meningkatkan kesadaran akan sifat serius dan tingkat tinggi stroke, berbicara tentang pencegahan dan pengobatan, dan memastikan perawatan dan dukungan yang lebih baik bagi para penyintas. Pada 2020, kampanye mencapai lebih dari 5 juta orang di 31 negara.

 

Kampanye tahun 2021 berfokus pada penghematan waktu yang berharga, mengacu pada kebutuhan untuk bertindak cepat setelah stroke. Serta bagaimana tindakan itu dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.
Ketika terkena stroke, setiap detik yang berlalu sangat penting. Sebagai jaringan otak dan jutaan sel saraf mulai memudar, waktu yang sudah berlalu tidak bisa dibeli karena waktu dalam kasus stroke sangat berharga.

 

Kampanye #PreciousTime (waktu yang berharga) terus berlanjut meningkatkan kesadaran tentang gejala stroke dan pentingnya bertindak cepat. Dengan adanya peringatan hari stroke maka menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran pada seriusnya ancaman penyakit tersebut dan tingginya angka penderita saat ini. Selain itu juga menjadi saat yang tepat untuk kampanye tentang cara mengurangi penderita melalui kesadaran masyarakat yang lebih baik pada faktor risiko dan tanda-tandanya.

 

Kesempatan yang baik pula untuk mengadvokasi tindakan para pengambil keputusan di tingkat global, regional dan nasional untuk peningkatan pencegahan penyakit yang mengerikan tersebut. Sekaligus memberikan akses pengobatan akut dan dukungan bagi para penyintas dan keluarganya. 

 

Untuk tahun 2021 dan 2022 kampanye difokuskan pada peningkatan kesadaran akan tanda-tanda stroke dan perlunya akses tepat waktu ke pengobatan yang berkualitas. Merujuk pada laman world-stroke.org, untuk tahun 2021, tema yang diangkat dalam kampanye hari stroke sedunia adalah save minutes, save lives campaign

 

Mengapa konsep tema tersebut yang dipilih untuk tahun 2021? Penjelasannya dapat dilihat sebagai berikut. Bahwa save minutes save lives saat seseorang terserang stroke, maka setiap detik yang berjalan usai serangan adalah waktu yang sangat krusial. Jaringan otak dan jutaan neuron yang ada di dalamnya perlahan akan melemah jika tidak segera mendapatkan pertolongan seharusnya. Kampanye the precious time atau waktu yang berharga, ditujukan untuk meningkatkan kesadaran tentang tanda awal dan keuntungan bertindak cepat setelah seseorang terkena serangan stroke. Anda bisa menyelamatkan nyawa, sekaligus kualitas hidup seseorang, juga kemandirian dan memori jika dapat melakukan antisipasi sebelum stroke terjadi. 

 

Tanda Awal sebelum Terjadi Stroke 

Stroke dapat diantisipasi jika tanda atau gejala awalnya sudah diketahui. Berikut ini gejala awal stroke yang umumnya dialami oleh pasien: 

 

1. Face Drooping (wajah terkulai).

Adalah kondisi saat otot sebelah sisi wajah melemah, sehingga menyebabkan wajah terlihat tidak simetris. 
Misalnya terlihat bibir yang melorot, juga mata dan pipi. 

 

2. Arm Weakness (tangan melemah).
Adalah kondisi saat otot tangan menjadi lebih lemah. Biasanya terjadi pada sisi tubuh yang sama dengan sisi wajah yang terkulai. 

 

3. Speech Difficulties (kesulitan berbicara).
Adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk berbicara.

 

4. Time to Call.
Jika seluruh tanda atau gejala awal itu sudah terlihat, segera hubungi dokter atau pihak medis untuk mendapatkan pertolongan sebelum serangan stroke terjadi.

 

Kiprah Santri dan Penanganan Stroke

Hari santri telah rampung diperingati dengan tema santri siaga jiwa dan raga. Perayaan bertujuan mengenang sejarah santri dan perjuangannya dalam memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini sebagai bentuk pernyataan sikap santri Indonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela Tanah Air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia.

 

Siaga jiwa raga juga merupakan komitmen seumur hidup santri untuk membela Tanah Air yang lahir dari sifat santun, rendah hati, pengalaman, dan tempaan santri selama di pesantren. Makna ‘Siaga Jiwa’ dalam tema tersebut berarti bahwa santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil’alamin serta tradisi luhur bangsa Indonesia. Oleh karena itu santri tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak pemikiran dan komitmen terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia. 

 

Makna ‘Siaga Raga’ berarti badan, tubuh, tenaga, dan buah karya santri didedikasikan untuk Indonesia. Karenanya, santri tidak pernah lelah berusaha dan terus berkarya untuk Indonesia. Jadi, siaga jiwa raga menjadi sangat penting di era pandemi Covid-19 saat ini. Yang mana santri tetap disiplin dan tidak boleh lengah dalam melaksanakan protokol kesehatan demi kepentingan bersama.

 

Adakah benang merah antara world stroke day dan hari santri serta peranan dokter santri saat ini?

 

Dokter santri adalah mereka yang multi-tasking dan multi fungsi, tidak hanya berkembang bersama zaman dan dunia kesehatan yang semakin maju. Akan tetapi harus bisa mengimbangi kuatnya perubahan dunia digital dan derasnya informasi media sosial terutama informasi yang menyesatkan di bidang kesehatan. Maraknya hoaks di bidang kesehatan yang mudah menyebar lewat media sosial, membuat masyarakat, tokoh publik, hingga petugas negara beramai-ramai memerangi hal ini. Kemudahan orang mengakses dunia maya lewat gadget, semakin mudah pula masyarakat dicekoki dengan berita sampah tentang kesehatan yang tidak ada pertanggung jawabannya.  Ditambah lagi rasa keingintahuan masyarakat sehingga bisa klop.

 

Jika hal ini semakin marak dan berlanjut di masyarakat, tidak bisa membayangkan bagaimana kerugian yang akan diterima. Mulai dari diri pasien, keluarga, rumah sakit, serta negara yang harus menanggung kecacatan permanen. Itu akibat derasnya informasi yang menyesatkan beredar di tengah masyarakat.
Beberapa contoh seputar berita menyesatkan terkait stroke yang pernah beredar dan selalu berulang-ulang di produksi dengan narasi yang berbeda untuk menyesatkan masyarakat di antaranya:


1. Gelang kesehatan katanya bisa melancarkan aliran darah, mengobati diabetes melitus, melancarkan stroke.


2. Belakangan ini beredar di masyarakat informasi soal penanganan gejala stroke melalui metode menusuk ujung jari tangan menggunakan jarum. Apakah cara ini benar?

 

3. Menusuk ujung daun telinga bisa menyembuhkan pada pasien yang terkena stroke sehingga tidak perlu dibawa ke rumah sakit, apakah ini benar?


Andaikan saja narasi di atas dianggap benar oleh masyarakat, berapa banyak nyawa yang akan melayang. Atau orang yang seharusnya bisa kembali ke kehidupan nyata dengan tanpa cacat atau cacat minimal akibat stroke.

 

Kampanye #PreciousTime (waktu yang berharga) terus berlanjut meningkatkan kesadaran tentang gejala stroke dan pentingnya bertindak cepat akan menjadi sia-sia. Jika saja masih banyak masyarakat yang percaya berita hoaks akan kesehatan yaitu stroke.

 

Tidak selamanya yang ada di media sosial dan beredar di dunia maya adalah suatu kebenaran. Diperlukan kerendahan hati untuk selalu bertabayun. Masalahnya, bertabayun kepada siapa? Bertabayun kepada ahli yang berkompeten di bidangnya.

 

Dokter Heri Munajib adalah Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Neuroogi Universitas Airlangga -RSUD DR. Soetomo dan Anggota Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama.


Editor:

Opini Terbaru