Pantura

Refleksi 70 Tahun IPPNU, Peran Strategis untuk Membangun Peradaban

Senin, 3 Maret 2025 | 19:00 WIB

Refleksi 70 Tahun IPPNU, Peran Strategis untuk Membangun Peradaban

Ketua PC IPPNU Babat, Mutiara Firdausy An-Nawawi. (Foto: NOJ/ISt)

Lamongan, NU Online Jatim

Pada tanggal 02 Maret 2025 diperingati sebagai Hari Lahir (Harlah) ke-70 Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Tujuh dekade bukan sekadar hitungan tahun, tetapi perjalanan panjang yang membuktikan bahwa perempuan memiliki peran strategis untuk membangun peradaban. 


Ketua PC IPPNU Babat, Mutiara Firdausy An-Nawawi menyampaikan, IPPNU telah menjadi ruang pemberdayaan, leadership incubator, dan wadah transformasi sosial bagi pelajar putri di Indonesia. 


"Namun, di usia ke-70 ini, pertanyaan besarnya adalah apakah kita sudah cukup progresif dalam memastikan perempuan berada di posisi yang lebih strategis?," ujarnya kepada NU Online Jatim, Senin (03/03/2025).


Menurutnya, sejarah telah mencatat bagaimana perempuan sering kali ditempatkan dalam peran sekunder. Namun, hari ini bisa dilihat bahwa perempuan tidak hanya menjadi pelengkap dalam struktur organisasi, melainkan decision maker, agen perubahan, dan pemimpin di garis terdepan.


"Sudah saatnya kita membongkar narasi lama bahwa perempuan hanya mendampingi, sebab faktanya perempuan mampu menjadi game changers dalam berbagai bidang," ungkapnya.


Ia sendiri mengalami bagaimana organisasi ini membentuk karakter dan mentalnya sebagai pemimpin. Perempuan kelahiran Lamongan itu menjelaskan, pada saat itu berusia 15 tahun ia sudah menjadi Ketua PAC IPPNU Ngimbang, tapi ia membuktikan bahwa leadership bukan soal usia, tetapi soal kesiapan.


Lebih lanjut, tantangan terbesar bagi perempuan dalam kepemimpinan bukan hanya datang dari eksternal, tetapi juga dari internalized bias, keraguan dalam diri sendiri, ketakutan akan ekspektasi sosial, dan tuntutan untuk selalu cukup baik tanpa diperbolehkan gagal.


“Padahal, leadership is a process. Setiap langkah, setiap kesalahan, dan setiap pelajaran adalah bagian dari pembentukan diri menuju versi terbaik kita," terangnya.


Dirinya menyebut, perempuan bukan sekadar pemimpin masa depan, tetapi pemimpin pada hari ini. Ia percaya, setiap perjuangan akan berbuah indah pada waktunya. “Dan hari ini, kita sedang menanam benih itu untuk generasi yang lebih kuat, lebih berani, dan lebih berdampak,” tandasnya.