• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Parlemen

Tidak Hanya Momentum, DPRD Jatim Minta Tema HUT ke-76 RI Diwujudkan

Tidak Hanya Momentum, DPRD Jatim Minta Tema HUT ke-76 RI Diwujudkan
Anik Maslachah, Wakil Ketua DPRD Jatim. (Foto: NOJ/Totok)
Anik Maslachah, Wakil Ketua DPRD Jatim. (Foto: NOJ/Totok)

Surabaya, NU Online Jatim

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anik Maslachah mengapresiasi pengangkatan tema ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh’ pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-76. 

 

Menutut Anik, tema yang begitu filosofis itu harus benar-benar diwujudkan khususnya dalam penyelesaian pandemi Covid-19. 

 

Politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) tersebut menuturkan, saat ini pemerintah mempunyai tugas besar dalam menangani sisi kesehatan akibat pendemi ini. Salah satunya menutup celah agar mafia alat kesehatan tidak bermanufer mengambil kesempatan di tengah kesulitan kesehatan masyarakat. 

 

"Contohnya swab antigen dan PCR test yang harganya begitu mahal, ada yang hampir satu juta. Padahal di India kalau di rupiahkan sekitar Rp 115.000. Jika India berani menjualnya segitu, berarti harga sebenanya dibawah harga jual," kata Anik Maslachah, Selasa (17/08/2021). 

 

Anik meminta, pemerintah harus mengambil tindakan tegas terhadap standarisasi harga alat kesehatan tersebut agar tidak membebani masyarakat di tengah himpitan perekonomian akibat pandemi ini. Hal tersebut juga akan berimplikasi terhadap tumbuh kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 

 

"Kepercayaan masyarakat terhadap penanganan pandemi ini jangan sampai dimanfaatkan oleh para mafia alat kesehatan. Pemerintah harus mengambil tindakan tegas," tegas Anik. 

 

Tidak hanya itu, yang juga menjadi sorotan politisi dari Daerah Pilihan (Dapil) Sidoarjo ini adalah syarat swab PCR atau antigen untuk bepergian juga menjadi perhatiannya. Seperti keharusan menunjukkan surat tes swab saat melakukan bepergian menggunakan pesawat. Hal tersebut menurutnya sangat memberatkan, sebab harga tes tersebut tidak murah. 

 

"Ekonomi masyarakat mana bisa tumbuh kalau terus dibebani dengan persyaratan-persyaratan yang berat. Ini makna dari tangguh dan tumbuh," paparnya. 

 

Selain itu, Sekertaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jatim ini menuturkan, dari posisi perekonomian dirinya berharap pemerintah daerah khususnya Pemerintah Provinsi Jatim mengindahkan pernyataan Presiden Joko Widodo untuk memulai pembangunan perekonomian dari sektor ekonomi inklusif. 

 

“Kemudian pembangunan ekonomi. Seperti sambutan Presiden bahwa pembangunan ekonomi inklusif litu diarahkan kepada masyarakat. Merekrut tenaga masyarakat sebanyak-banyaknya," tutur Anik. 

 

Dalam pembangunan ekonomi tersebut, ia menjelaskan ada dua hal yang menjadi tumpuan demi mewujudkan ekonomi inklusif. Yang pertama fokus pada dari sektor riil. 

 

"Pembangunan ekonomi sektor riil Jawa Timur itu, pertanian dan UMKM. Kemarin juga saya ajukan di RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Juka pembangunan ekonomi ini benjadi prioritas, tentu ada keberpihakan anggaran yang lebih jangan landai jangan biasa saja," lanjutnya. 

 

Yang kedua, pembangunan ekonomi inklusif yakni penggalakan dari sektor imdustri dagang dan jasa. Apalagi menurutnya pemerintah sudah dibekali dengan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law. 

 

"Bagaimana kita meningkatkan dan mendorong untuk industri jasa barang dagang. Infestasi yang muncul ini bukan sekedar  infestasi yang padat modal, yang padat mesin alat. Tetapi lebih fokusnya padat karya atau padat kerja," pungkasnya.


Parlemen Terbaru