• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Pemerintahan

Inovasi Olahan Lele Ala Santri Darun Najah

Inovasi Olahan Lele Ala Santri Darun Najah
'Ale' produk abon lele PP Darun Najah. (Foto: NOJ/istimewa)
'Ale' produk abon lele PP Darun Najah. (Foto: NOJ/istimewa)

Lumajang, NU Online Jatim

Ikan lele adalah salah satu jenis ikan yang banyak disukai oleh masyarakat umum. Selain mudah didapat, ikan lele mengandung segudang manfaat antara lain, protein, lemak, dan protein. Hal ini dimanfaatkan oleh Pondok Pesantren Darun Najah, Sumbersuko, Lumajang untuk mengolah ikan lele menjadi makanan yang berbeda dari biasanya.

 

Jika umumnya ikan lele dijadikan masakan berkuah atau goreng, namun di tangan santri Pondok Pesantren Darun Najah ikan lele dapat dijadikan abon. Menurut Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Darun Najah Lumajang, ikan lele yang dijadikan abon memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

 

“Ternyata rasanya tidak kalah dengan abon sapi, dan banyak orang yang suka dengan abon lele,” ujar Labibul Wildan pada 02/11/2020.

 

Lele yang digunakan untuk pembuatan abon ini tidak beli diluar, namun menggunakan ikan lele hasil ternak Pondok Pesantren Darun Najah sendiri. Hasil ternak lele tiap panen sangat melimpah, namun tidak semua dijual karena kondisi harga yang tidak pasti. Oleh karena itu, pesantren memutar otak hingga menyisakan sebagian ikan lele yang tidak dijual untuk dibuat abon.

 

“Tengkulak hanya membeli lele yang maksimal berukuran sedang. Sedangkan lele yang berukuran besar tidak laku dijual. Maka dari itu lele yang tidak laku diolah menjadi abon dengan kemasan yang menarik oleh santriwati,” terang Gus Wildan sapaan akrab Labibul Wildan.

 

Gus Wildan melanjutkan, bahwa proses pembuatan abon lele ini tidak sulit, dan hanya dikerjakan oleh lima santriwati yang sudah mahir mengolahnya.

 

“Daging ikan lele dibumbui seperti dendeng dengan ketumbar, merica putih, bawang putih, dan garam serta gula. Setelah dikukus dengan bumbu hingga meresap, barulah digoreng kering. Daging lele dipres hingga seluruh minyaknya keluar dan tersisa serbuk halus kecoklatan. Porses ini membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Rasanya manis gurih dengan aroma bawang dan ketumbar yang kuat,” lanjutnya.

 

Abon lele olahan santriwati Darun Najah ini tidak hanya dipasarkan di dalam pesantren saja, namun sudah mulai dijual di beberapa pasar di wilayah Lumajang dan menerapkan sistem reseller.

 

“Setelah tiga bulan melakukan percobaan, kini abon lele dengan merk Ale ini sudah dipasarkan di luar pesantren. Untuk kemasan 35 gram dijual dengan harga pasar Rp. 13.000, sedangkan untuk reseller hanya Rp. 9.000,” ujar alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.

 

Gus Wilddan sangat bersyukur atas dukungan OPOP (One Pesantren One Product) Jatim kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Darun Najah sebagai mitra binaannya.

 

“Dengan bergabungnya kami sebagai mitra binaan OPOP, alhamdulillah kami bisa dibantu permodalan, pembinaan, dan pelatihan untuk memperluas pasar. Sehingga kami punya semangat yang lebih untuk mengembangkan produk kami,” pungkasnya.

 

Editor : Rofi'i Boenawi


Pemerintahan Terbaru