• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Pendidikan

HAJI

Dosen FS UIN Jember Jelaskan 3 Skema Terobosan Jamaah Haji

Dosen FS UIN Jember Jelaskan 3 Skema Terobosan Jamaah Haji
Prof. Dr. M. Noor Harisudin, S.Ag, S.H, M. Fil. I selaku Dekan Fakultas Syariah (FS) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. (Foto: NOJ/humas)
Prof. Dr. M. Noor Harisudin, S.Ag, S.H, M. Fil. I selaku Dekan Fakultas Syariah (FS) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. (Foto: NOJ/humas)

Jember, NU Online Jatim

Selain berbagai layanan inovasi jamaah haji lansia, Kementerian Agama (Kemenag) juga telah berupaya memberikan kemudahan untuk jamaah haji lansia.


Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. M. Noor Harisudin, S.Ag, S.H, M. Fil. I selaku Dekan Fakultas Syariah (FS) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember dan juga Guru Besar UIN KHAS Jember serta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kloter SUB 55 Tahun 2023.


Dalam konteks ini, Kemenag minimal memetakan jamaah haji lansia, khususnya dalam puncak haji Armina mulai 9 Dzulhijjah ke depan, sebagaimana berikut:


Pertama, skema ibadah haji lansia. Skema ini disiapkan untuk jamaah haji lansia yang meninggal dunia setelah di embarkasi, saat di pesawat dan tanah suci. Disamping itu, skema ini juga diperuntukkan pada jamah lansia yang memiliki ketergantungan pada alat dan obat sehingga tidak bisa dimobilisasi.


Kedua, skema safari wukuf lansia. Skema ini disiapkan bagi jamaah haji yang sakit dan dirawat, baik di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) maupun RS Arab Saudi dan masih bisa dimobilisasi. Jamaah ini akan disafari-wukufkan dengan diangkut bus yang sudah dimodifikasi sehingga bisa duduk atau berbaring. Mereka satu dua jam di Arafah dan kembali ke KKHI atau RS Arab Saudi.


Ketiga, jamaah lansia yang menggunakan kursi roda dengan fisik sehat. Jamaah ini akan tetap dibawa ke Arafah untuk menjalani wukuf di Arafah bersama jamaah haji yang lain. Hanya saja, mereka tidak mampir ke Muzdalifah karena Muzdalifah merupakan hamparan pasir dan kursi roda akan terasa berat jika akan mendorongnya.


Kemenag telah melakukan terobosan dengan skema ketiga menginisiasi dimana lansia kursi roda diberangkatkan dari Arafah langsung ke Mina menjelang tengah malam dan jamaah lansia lewat di Muzdalifah pada tengah malam. Mereka lalu mabit lahdzatan, sementara melempar jumrahnya mereka wakilkan pada jamaah yang sehat.


Langkah ketiga ini baik, namun perlu sinergi berbagai pihak untuk mobilitas lansia yang menggunakan kursi roda. Kepedulian jamaah menjadi faktor penentu kelancaran dan kemudahan lansia menjalankan ibadah haji.


Namun demikian, perlu diberi catatan, bahwa inovasi Kemenag termasuk inovasi layanan lansia ini terkadang terbentur dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi.


Misalnya tenda kemah Arafah dan toilet yang terbatas. Ke depan, Pemerintah Saudi perlu melakukan langkah-langkah jitu untuk mengatasi masalah tersebut.


Bagaimanapun, Pemerintah Saudi telah berupaya membuat fasilitas haji yang baik. Sebagai misal layanan mobil golf di jamarat bagi jamaah yang jauh dari lokasi jamarat di Mina.


Namun, terobosan pemerintah saudi tidak boleh dianggap titik, namun harus dianggap ‘koma’ sehingga penyempurnaan demi penyempurnaan tidak akan berhenti.


Pendidikan Terbaru