Rektor UIN KHAS Jember Motivasi Wisudawan: Pejuang Sejati Tak Dikenal Air Mata
Kamis, 6 Februari 2025 | 12:00 WIB

Rektor UIN KHAS Jember Prof Hepni Zain, saat sambutan Wisuda Sarjana LXVI, Magister XLVIII dan Doktor XXVI UIN KHAS Jember di Gedung Kuliah Terpadu, Rabu (05/02/2025). (Foto: NOJ/ tangkap layar)
Aryudi AR
Kontributor
Jember, NU Online Jatim
Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember Prof Hepni Zain terus memberi semangat kepada para wisudawan sebelum terjun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Menurutnya, ketika mahasiswa sudah diwisuda dan selanjutnya terjun ke masyarakat dengan performance dan modal yang berbeda dari sebelumnya, maka di situlah perjuangan sesungguhnya dijalani.
“Tentu proses belajar harus terus berlangsung, terutama pembelajaran dalam arti menebar kemaslahatan kepada masyarakat,” ujarnya saat memberikan sambutan Wisuda Sarjana LXVI, Magister XLVIII dan Doktor XXVI UIN KHAS Jember di Gedung Kuliah Terpadu, Rabu (05/02/2025).
Kata Prof Hepni, berjuang untuk menebar kemaslahatan tidak akan pernah sunyi dari cobaan, hambatan, dan sebagainya. Karena itu, wisudawan harus kuat, tak perlu hirau dengan gangguan dan cobaan apapun. Maju terus untuk berjuang dan berjuang.
“Pada pejuang sejati tidak dikenal air mata, pada pejuang sejati tidak dikenal kecengengan. Yang ada pada pejuang sejati hanyalah kebangkitan dan kesuksesan,” ucap Prof Hepni.
Ia menambahkan, wajar jika dalam sebuah perjuangan terdapat gangguan, bahkan akhirnya berujung kegagalan. Namun tidak selayaknya kegagalan diratapi, tapi dijadikan pelajaran untuk bangkit kembali.
“Kalian boleh jatuh satu dua kali, tetapi kalian harus bangkit berkali-kali,” tegas Prof Hepni.
Di bagian lain, Prof Hepni menyatakan bahwa UIN KHAS Jember sudah membekali 4 hal ‘peralatan’ sosial, akademik, dan keilmuan bagi para wisudawan yang secara teoritis cukup untuk terjun di tengah-tengah masyarakat.
Pertama, kedalaman akidah. Kedua, keluhuran akhlak. Ketiga, keluasan dan profesionalisme keilmuan. Keempat, dasar-dasar softkill, yaitu kecerdasan sosial.
“Banyak orang yang sebenarnya punya kecerdasan intelektual yang cukup, tapi tidak banyak yang kemudian punya kecerdasan komunikasi yang ramah. Tidak banyak yang punya kecerdasan networking yang lihai,” pungkasnya.
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Tidak Menghadiri Undangan Pernikahan Sebab Tak Punya Uang, Bolehkah?
3
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
4
Paradoks Palestina: Dukungan Muslim yang Pincang
5
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
6
Kedung Cinet, Merasakan Eksotisme Miniatur Grand Canyon di Jombang
Terkini
Lihat Semua