• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Keislaman

Memahami Makna Lailatul Qadar

Memahami Makna Lailatul Qadar
Lailatul qadar sebagai peritiwa yang maha penting bagi umat Islam. (Foto: NOJ/detik.com)
Lailatul qadar sebagai peritiwa yang maha penting bagi umat Islam. (Foto: NOJ/detik.com)

Sejumlah ulama memberikan gambaran bagaimana suasana bahwa nanti malam akan hadir. Demikian pula keadaan alam pada keesokan harinya. Benarkah pertanda datangnya lailatul qadar di antaranya membekunya air, heningnya malam, menunduknya pepohonan, dan sebagainya?  

 

Tanda-tanda tersebut harus diimani oleh setiap Muslim berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa: Ada suatu malam yang bernama lailatul qadar. (QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan. (QS Ad-Dukhan: 3).

 

Selain membaca tanda-tanda dan berusaha mendapatkan lailatul qadar, hendaknya setiap muslim juga memahami arti dan makna lailatul qadar itu sendiri.  

 

Artikel diambil dariArti dan Makna Malam Lailatul Qadar

 

Untuk memperoleh pemahaman yang jernih terkait lailatul qadar, Muhammad Quraish Shihab (Membumikan Al-Qur’an, 1999) memberikan penjelasan terkait arti dan makna kata qadar. Penulis Tafsir Al-Misbah tersebut memaparkan tiga arti pada kata qadar, sebagai berikut:  

 

Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan firman Allah pada QS Ad-Dukhan ayat 3. Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun.   

 

Al-Qur’an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khittah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

 

Kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur’an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.  

 

Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam ayat ke-91 Surat Al-An’am yang berbicara tentang kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia).  

 

Ketiga, qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.  

 

Kata qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra’du: Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya).

 

Berikut QS Al-Qadr ayat 1-5:

(1) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.  

 

(2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?  

 

(3) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.  

 

(4) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.  

 

(5) سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

 


Editor:

Keislaman Terbaru