• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Rehat

PPKM Berlanjut, Perbanyak Membaca Shalawat Tibbil Qulub

PPKM Berlanjut, Perbanyak Membaca Shalawat Tibbil Qulub
Perbanyak membaca shalawat Tibbil Qulub saat perpanjangan PPKM. (Foto: NOJ/LKp)
Perbanyak membaca shalawat Tibbil Qulub saat perpanjangan PPKM. (Foto: NOJ/LKp)

Pemerintah telah memutuskan untuk melakukan perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4. Hal tersebut seiring dengan masih tingginya angka penderita Covid-19, dan akan berlaku hingga awal Agustus.

 

Kaum muslimin termasuk warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin hendaknya tidak panik. Pembatasan kegiatan keluar hendaknya dimaknai sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

 

Dan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak shalawat, seperti Tibbil Qulub. Karena membaca shalawat kepada Nabi Muhammad merupakan suatu anjuran yang secara tegas disampaikan dalam Al-Qur’an:


   إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا 

 

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab: 56).   

 

 

Makna shalawat Allah pada Nabi dalam ayat di atas adalah Allah senantiasa merahmati dan meridhai Nabi, sedangkan makna shalawat malaikat adalah malaikat mendoakan dan meminta permohonan ampun untuk Nabi Muhammad. 

 

Lafal-lafal shalawat terhitung banyak sekali bentuk dan macamnya. Setiap bentuk lafal shalawat, secara umum memiliki faedah tertentu. 

 

Salah satu lafal shalawat yang cukup sering dibaca oleh masyarakat adalah shalawat Tibbil Qulub

 

Shalawat tibbil qulub memiliki arti ‘obat/penyembuh hati’. Shalawat ini disebut pula dengan nama shalawat Nurul Abshar yang berarti ‘cahaya mata hati’.   

Berikut lafal shalawat tibbil qulub secara lengkap beserta artinya:   


اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ   
 

Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin thibbil qulûbi wa dawâ-ihâ wa ‘âfiyatil abdâni wa syifâ-ihâ wa nûril abshâri wa dliyâ-ihaa wa ’alâ âlihî wa shahbihî wa sallim.   

 

Artinya: Ya Allah, berikanlah rahmat kepada baginda kami, Nabi Muhammad, sang penyembuh hati dan obatnya, memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata hati dan sinarnya, juga kepada keluarga dan sahabat beliau, dan semoga Engkau memberikan keselamatan

 

Sebagian ulama memberikan tambahan kalimat menjelang ujung shalat sehingga redaksi shalawat menjadi sebagai berikut:


   اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَقُوتِ الأرْوَاحِ وَغِذَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ   
 

Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammadin thibbil qulûbi wa dawâ-ihâ wa ‘âfiyatil abdâni wa syifâ-ihâ wa nûril abshâri wa dliyâ-ihaa wa qûtil arwâhi wa ghidâ-ihâ wa ’alâ âlihî wa shahbihî wa sallim.   

 

Artinya: Ya Allah, berikanlah rahmat kepada baginda kami, Nabi Muhammad, sang penyembuh hati dan obatnya, memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata hati dan sinarnya, serta menjadi makanan pokok dan asupan gizi bagi ruhani. Juga kepada keluarga dan sahabat beliau, dan semoga Engkau memberikan keselamatan.   

 

Kedua redaksi shalawat tibbil qulub di atas sama-sama dapat diamalkan dan dijadikan bacaan sehari-hari. Meskipun secara umum redaksi shalawat yang lebih masyhur adalah redaksi pertama. 

 

Redaksi pertama ini yang digunakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat menginstruksikan warga NU agar memperbanyak membaca shalawat tibbil qulub guna merespons menyebarnya virus corona di berbagai belahan dunia.   

 

Faedah dan Cara Membaca
Mengenai faedah shalawat tibbil qulub, secara umum dijelaskan dalam kumpulan dzikir Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyah sebagai berikut:


   صلوات طب القلوب منيكا مجرب كاغكى أنجاكي كصحاتان بدان لن دادوس تومبا سدايا فياكيت ظاهر أتاوي باطن   

 

Artinya: Shalawat tibbil qulub ini teruji (berfaedah) untuk menjaga kesehatan tubuh dan menjadi obat segala penyakit dzahir ataupun batin. (KH Muhammad bin Abdullah Faqih, Majmu’ah Maqruat Yaumiyah wa Usbu’iyah, halaman:  47)   

 

Faedah di atas berlaku bagi orang yang membaca shalawat tibbil qulub dengan kaifiyah (cara membaca) yang umum. Sehingga orang yang istikamah membaca shalawat tibbil qulub ini dalam bilangan berapa pun, akan diberikan kesehatan lahir dan batin serta akan disembuhkan dari berbagai penyakit atas seizin Allah.   

Sedangkan kaifiyah atau cara membaca shalawat tibbil qulub secara khusus, umumnya cenderung berbeda-beda sesuai dengan ijazah dari kiai atau ulama yang mengijazahkan bacaan shalawat ini, agar dibaca dalam bilangan tertentu. 

 

Salah satu kaifiyah khusus dalam membaca shalawat tibbil qulub ini, seperti yang dijelaskan dalam kitab Sa’adah ad-Daraini fi as-Shalat ala Sayyid al-Kaunaini berikut:


   إنها صيغة الطب الظاهر والباطن تقرأ ألفين على أي مرض وقيل أربعمائة فيشفى بإذن الله   

 

Artinya: Shalawat ini merupakan lafal shalawat penyembuh lahir dan batin. Dibaca 2000 kali untuk menyembuhkan segala penyakit. Dan menurut sebagian pendapat dibaca sebanyak 400 kali, maka penyakit tersebut akan sembuh atas seizin Allah. (Syekh Yusuf bin Ismail, Sa’adah ad-Daraini fi as-Shalat ala Sayyid al-Kaunaini, Cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, halaman:  26)   

 

Semoga kita dapat istikamah membaca shalawat tibbil qulub dengan menghayati maknanya, agar diberikan kenikmatan berupa kesehatan jasmani dan ruhani. Serta terhindar dari berbagai macam penyakit. Amin ya rabbal alamin.     

 

Ustadz M Ali Zainal Abidin, Pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember.  


Editor:

Rehat Terbaru