• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Rehat

Hal-Hal yang Selayaknya Dilakukan Santri di Masa Liburan

Hal-Hal yang Selayaknya Dilakukan Santri di Masa Liburan
Ilustrasi santri. (Foto: Antara Foto)
Ilustrasi santri. (Foto: Antara Foto)

Oleh: Alfan Jamil *)

 

Dari deretan pesantren di bumi Nusantara ini, ada pesantren yang liburnya lebih awal sebelum bulan Ramadhan, ada yang liburnya pada pertengahan Ramadhan. Semua ini tentu tergantung tradisi atau kebiasaan masing-masing pesantren. Libur pesantren —dalam istilah lain disebut pulangan— merupakan salah satu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh para santri apalagi masih kategori santri baru.

 

Santri biasanya memanfaatkan masa liburan sebagai kesempatan untuk rehat sejenak dari sekian aktivitas pesantren yang cukup padat seperti sekolah formal (jika ada), madrasah diniyah, pengajian kitab kuning, hafalan, pembinaan Al-Qur’an dan lain sebagainya.

 

Lantas, apakah ketika liburan seluruh kegiatan kesantrian juga libur, tentu tidak. Justru ketika liburan inilah waktu yang sangat tepat untuk optimalisasi diri mengamalkan ilmu yang diperoleh dan menerapkan nilai-nilai kepesantrenan. Apalagi, orang tua sudah sangat menanti-nanti hasil yang diperoleh si anak selama dia nyantri di pesantren.

 

Libur pesantren bukan hanya sekadar waktu untuk bersantai dan memanjakan diri di rumah, tetapi merupakan momen yang berharga untuk memadukan antara kegiatan keagamaan, sosial, hingga pengembangan diri. Santri bisa melakukan banyak kegiatan yang bermanfaat, mulai dari mengkaji ulang kitab yang diajarkan di pesantren, membantu orang tua, mengikuti tadarus Al-Qur’an di masjid atau musholla terdekat, menjadi muadzzin, bilal shalat Jumat, dan sebagainya.

 

Maka dari itu, beberapa pesantren biasanya mengadakan hafalan wajib bagi santri sebagai pra syarat kebolehan mengikuti kegiatan libur pesantren. Hafalan ini bisa berupa wiridan, tahlil dan doanya, surat-surat munjiyat, nida’ shalat tarawih dan witir, surat-surat pendek, bacaan bilal Jumat dan Idul Fitri.

 

Tentu bentuk hafalan ini sangatlah beragam tergantung kebijakan pesantren masing-masing. Hal ini bertujuan untuk membekali santri supaya mereka selalu siap ditunjuk kapanpun dan di manapun mereka berada.

 

Di samping kegiatan di atas, waktu libur pesantren ini juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan sosial. Semisal silaturahim ke sanak saudara, kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar, atau setidaknya para santri bisa tegur sapa, bercengkrama bersama tetangga dan masyarakat dengan tetap menjaga sopan santun.

 

Sekalipun hal ini tidak harus dilakukan secara terus menerus, cukup menyesuaikan waktu dan kondisi saja. Memanfaatkan waktu liburan untuk kegiatan sosial adalah bertujuan memperkuat ikatan antar individu, menghilangkan karakter egosentris, serta membangun jaringan sosial yang kuat di masyarakat.

 

Selain itu, menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat dapat mengurangi potensi diri untuk melakukan hal-hal negatif dan kontra produktif yang terkadang bukan hanya merugikan diri sendiri akan tetapi juga orang lain.

 

*) Alumnus Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Ma'had Aly Nurul Jadid, sekaligus dosen Kajian Fiqh Ulama Nusantara di Ma'had Aly Nurul Jadid.


Rehat Terbaru