• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Linangan Air Mata Iringi saat Meninggalkan Madinah

Linangan Air Mata Iringi saat Meninggalkan Madinah
Jamaah putri antre di kawasan Raudhah, Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Jamaah putri antre di kawasan Raudhah, Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Makkah, NU Online Jatim

Jamaah umrah asal Indonesia dan mereka yang datang dari pelbagai penjuru dunia memiliki waktu yang terbatas untuk berada di Kota Madinah. Entah karena harus melaksanakan umrah dengan mengambil miqat di luar Makkah dan melaksanakan thawaf, sai dan tahallul.


Atau mereka yang sudah melaksanakan rangkaian ibadah umrah sejak di Makkah yang kemudian berada di Madinah. Atau lantaran harus segera pulang ke negara masing-masing setelah beberapa waktu beribadah di Masjid Nabawi dan mengunjungi destinasi religi di kawasan Kota Madinah.


Mereka yang ingin meninggalkan tanah suci disarankan untuk menziarahi makam Rasulullah SAW. Ziarah makam Rasulullah SAW sebelum meninggalkan tanah suci merupakan ibadah sejenis haji wada atau perpisahan. Pada ziarah makam terakhir ini dianjurkan untuk membaca doa perpisahan sebagaimana disarankan oleh Syekh M Nawawi Banten berikut ini: 


 اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ هَذَا آخِرَ العَهْدِ بَيْنِي وَبَيْنَ مَسْجِدِهِ وَحَرَمِهِ وَيَسِّرْ لِيَ العَوْدَ إِلَى زِيَارَتِهِ وَالعُكُوْفَ فِي حَضْرَتِهِ سَبِيْلًا سَهْلًا وَارْزُقْنِيَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَرُدَّنَا إِلَى أَهْلِنَا سَالِمِيْنَ غَانِمِيْنَ


Allāhumma lā taj‘al ākhiral ‘ahdi baynī wa bayna masjidihī wa haramihī. Wa yassir liyal ‘awda ilā ziyāratihī, wal ‘ukūfa fī hadhratihī sabīlan sahlan. Warzuqniyal ‘afwa wal ‘āfiyata fid duniya wal ākhirah. Wa ruddanā ilā ahlinā sālimīna ghānimīn.

 

Artinya: Ya Allah, jangan jadikan ini akhir kesempatan pertemuanku dan masjid serta tanah haramnya (Nabi Muhammad SAW). Mudahkanlah aku untuk berziarah kembali dan beribadah (kepada-Mu) di hadapannya dengan mudah dan ringan. Anugerahkanlah aku ampunan dan afiat di dunia dan akhirat. Dan kembalikanlah kami ke pangkuan keluarga dalam keadan selamat dan meraih banyak pahala. (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Bandung, Al-Maarif: tanpa tahun], halaman: 221).

 

Doa perpisahan di makam Rasulullah ini dibaca dengan harapan suatu saat lagi kita dapat kembali menziarahi makam mulia tersebut. Doa perpisahan ini dibaca setelah mengamalkan adab ziarah di makam Rasulullah SAW.  

 

Adapun perihal keutamaan ziarah makam Rasulullah disebutkan oleh Syekh Sayid Bakri bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam I‘anatut Thalibin mengatakan sebagai berikut:

 

 قال بعضهم: ولزائر قبر النبي صلى الله عليه وسلم عشر كرامات. إحداهن يعطى أرفع المراتب. الثانية يبلغ أسنى المطالب. الثالثة قضاء المآرب. الرابعة بذل المواهب. الخامسة الأمن من المعاطب. السادسة التطهير من المعايب. السابعة تسهيل المصاعب. الثامنة كفاية النوائب. التاسعة حس العواقب. العاشرة رحمة رب المشارق والمغارب

 

Artinya: Sebagian ulama mengatakan bahwa orang yang menziarahi makam Rasulullah SAW berhak menerima 10 kehormatan dari Allah SWT. Pertama, akan diberikan derajat tertinggi di sisi Allah. Kedua, akan disampaikan pada cita-cita tertinggi. Ketiga, akan dipenuhi kebutuhannya. Keempat, akan diberikan banyak anugerah-Nya. Kelima, akan diselamatkan dari bencana. Keenam, akan dilindungi dari aib. Ketujuh, akan dimudahkan dalam kesulitan. Kedelapan, akan diringankan bebanmya dalam musibah. Kesembilan, dapat merasakan apa yang akan terjadi. Kesepuluh, akan mendapat limpahan rahmat Allah SWT.

 

Adapun jamaah haji atau umrah yang mendapatkan amanat titip salam dari keluarga, kerabat, atau sahabat mereka, harus menyampaikan salam tersebut di makam Rasulullah. Jamaah haji atau jamaah umrah yang mendapatkan amanat tersebut dapat menggunakan lafal berikut ini:

 

 السَلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ مِنْ فُلَانٍ بْنِ فُلَانٍ


As-salāmu ‘alayka yā rasūlallāh min fulān ibni fulān (sebut nama kerabat dan sahabat yang menitipkan salamnya).

 

Artinya: Sejahtera atasmu wahai Rasulullah dari si fulan bin fulan (sebut nama kerabat dan sahabat yang menitipkan salamnya).

 

Memulai Rangkaian Umrah

Seperti penulis sampaikan bahwa ibadah umrah yang dilakukan kali ini adalah dengan mengambil miqat terdekat antara Kota Madinah dan Makkah yakni di Masjid Bir Ali. Dengan demikian, mereka yang hendak melalukan ibadah umrah sudah pasti harus meninggalkan kawasan Madinah, terutama Masjid Nabawi dengan segala keistimewaan yang tidak ditemukan di kawasan lain.


Ada perasaan haru ketika ‘dipaksa’ meninggalkan Madinah untuk rangkaian umrah. Bagaimana tidak, aneka tempat yang demikian istimewa selama di Madinah akhirnya harus ditinggalkan. Termasuk tentu saja Masjid Nabawi, Raudhah dan makam Rasulullah SAW.


Siapa saja hatinya akan merasa tertambat dan sangat berat untuk meninggalkan Madinah. Bila tidak karena rangkaian ibadah umrah, tentu saja akan berat untuk beranjak dari Madinah. Akan tetapi hal tersebut harus dilakukan karena tuntutan, serta akan bertemu dengan baitullah di Makkah al-Mukarramah.


Seberat apapun beban dan perasaan yang melingkupi, akan tetapi segalanya harus dilakukan. Namun demikian, tetap berupaya agar suatu saat akan mendapat kesempatan kembali untuk berkunjung ke Madinah, insyallah.


Rehat Terbaru