• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 5 Mei 2024

Rehat

UMRAH RAMADHAN 2023

Masjid Quba, Rumah Allah Pertama yang Dibangun Rasulullah

Masjid Quba, Rumah Allah Pertama yang Dibangun Rasulullah
Masjid Quba yang asri dan memiliki beragam keistimewaan. (Foto: NOJ/SUe)
Masjid Quba yang asri dan memiliki beragam keistimewaan. (Foto: NOJ/SUe)

Madinah, NU Online Jatim

Boleh jadi, masjid ini menjadi salah satu lokasi favorit yang dijadikan tempat berkunjung bagi jamaah umrah dan haji ketika berada di Madinah. Karena lokasinya dekat, yakni hanya 3 kilo meter sebelah tenggara dari Kota Madinah. Apalagi saat Ramadhan seperti saat ini, peziarah menjadikan masjid ini sebagai pilihan kunjungan utama di samping tempat bersejarah lain.


Masjid ini dibangun pada 8 Rabiul Awwal 622 M tahun pertama hijriah, tepatnya 23 September 622 masehi di atas sebidang tanah seluas 1.200 meter persegi milik keluarga Kalsum bin Hadam dari Kabilah Amru bin Auf. Masjid didesain sendiri oleh Rasulullah. Peletakan batu pertama (batu di mihrab masjid) yang menghadap Baitul Maqdis di Palestina dilakukan oleh Rasulullah. Kemudian diikuti berturut-turut oleh Abu Bakar Ashshiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.


Memang, masjid Quba terbilang istimewa lantaran sering disebutkan dalam buku sejarah. Salah satunya sebagai masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah di Madinah. 


Dalam beberapa catatan dikemukakan bahwa Masjid Quba sendiri adalah nama sebuah sumur, yang kemudian menjadi nama perkampungan yang dihuni oleh Bani Amru bin Auf. Dinamakan Masjid Quba, karena ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah melewati pemukiman ini.


Masjid ini dibangun oleh Rasulullah dan para sahabat pada tahun pertama hijriah terletak di selatan barat di kota Madinah. Di dalam masjid tersebut terdapat sumur Malik Abu Ayyub al-Anshari yang dikenal dengan sumur Mubarok an-Naqah yaitu tempat pemberhentian unta Rasulullah SAW ketika masuk ke Kota Madinah.


Diriwayatkan dari Ibnu Abi kah itu semua ketika membangun Masjid Quba, Rasulullah SAW adalah orang yang pertama meletakkan batu di tempat kiblatnya. Kemudian diikuti oleh Abu Bakar Umar dan sahabat lain. Setelah Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram Rasulullah SAW membangun kembali Masjid Quba dengan menyesuaikan arah kiblat sesuai perintah wahyu.

 

Perkembangan Masjid

Masjid Quba mengalami renovasi pada zaman Utsman bin Affan dengan membangun menara masjid untuk mengumandangkan adzan. Berikutnya direnovasi pada masa Sultan Abdul Majid II Daulah Utsmaniyah pada tahun 1245 hijriyah. 


Berikutnya, masa pemerintahan Kerajaan Arab Saudi Kementerian Haji dan wakaf melakukan perluasan Masjid Quba sehingga bisa menampung kapasitas 20.000 jamaah. Bentuk bangunan seperti masjid pada umumnya, hanya saja bagian tengahnya terdapat ruangan lapang yang di atasnya terdapat atap yang bisa dibuka tutup. Yang istimewa, masjid ini 4 menara untuk menyebar kumandangkan adzan dan 56 kubah.


Komplek Masjid Quba juga dilengkapi dengan pemukiman para imam dan muadzin, perpustakaan, dan tempat tinggal para penjaga masjid. Sampai saat ini masjid masih diziarahi ribuan umat Islam dari penjuru dunia baik yang sedang menjalankan ibadah haji maupun umrah.


Dari kejauhan masjid ini akan terlihat 4 menara putih tinggi menjulang. Begitu dekat, maka tampak jejeran pohon kurma mengelilingi masjid. Masjid ini memang berbeda dengan kebanyakan masjid di Madinah. Kalau Masjid Nabawi dan masjid lain yang ada di Madinah hampir tak memiliki taman depan, namun tak begitu dengan Masjid Quba. Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 5.035 meter persegi ini memiliki taman depan dan belakang dengan deretan pohon kurma yang rindang. Dan di halaman depan masjid terdapat taman air mancur.


Sebuah hadits yang diriwayatkan Tirmizi dan Ibnu Majah mengatakan bahwa Rasulullah menyatakan: Bila mengunjungi Masjid Quba untuk shalat, maka pahalanya sama dengan melakukan umrah. Riwayat tersebut hingga kini masih tertempel di dinding luar Masjid Quba. Jadi, begitu tiba di masjid ini, maka segeralah berwudhu dan tunaikan shalat sunah di dalam masjid pertama ini karena siapa yang bersuci dari rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah.


Quba memang selalu menjadi tujuan ziarah para jamaah haji maupun umrah, tidak heran bila masjid ini selalu padat. Masjid nan sederhana itu, kini tampil begitu indah memesona mata. Namun, sejatinya bukan kemegahan dan keindahan yang terpancar dari masjid ini. Hanya keimanan dan ketakwaanlah yang mendasarinya.


Berikutnya, terdapat satu ruang persegi 4 untuk shalat dan sebuah serambi. Ruangan bertiang pohon kurma dan beratap pelepah daun kurma bercampur tanah liat. Di tengah terdapat ruang terbuka yang disebut sahn. Di tempat itu terdapat sumur untuk mengambil air wudhu. Dan yang layak dicatat adalah bahwa masjid ini pernah mengalami peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis kemudian diputar balik menghadap Baitullah di Makkah.


Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah pertama yang membangun 4 menara masjid Quba setinggi 47 meter. Rekonstruksi berikutnya terjadi pada masa Sultan al-Asyraf Saif al-Din Qait-Bey dari Dinasti Mamluk dengan melengkapinya sebuah mimbar baru dari pualam. Di kemudian hari mimbar itu dijuluki Mimbar Masjid Raya. Raja Fahd bin Abdul Aziz pada tahun 1986 kembali merenovasi dan memperluas bangunan dengan tetap mempertahankan arsitektur tradisionalnya. Proyek ini menelan biaya SR 90 juta atau sekitar Rp90 miliar.


Di sisi selatan terdapat galeri terbuka dengan deretan tiang. Di sisi utara terdapat dua serambi bertiang. Di sisi timur dan barat terdapat tempat terbuka dengan dinding beton. Di bagian atasnya berjejer 6 kubah besar masing-masing berdiameter 12 meter dan ada 56 kubah kecil masing-masing berdiameter 6 meter. Sedangkan di bagian halaman, lantainya dilapisi marmer anti panas. Terdapat pula atap yang dapat bergerak, terbuka dan tertutup otomatis, serta terpal yang sangat kokoh.


Bagaimana saat ini? Masjid Quba memiliki 19 pintu, terdiri dari 3 pintu utama. 3 pintu utama, yang berdaun pintu besar. 2 pintu untuk jamaah laki-laki, dan 1 pintu bagi jamaah perempuan. Dilengkapi berbagai petunjuk dan informasi. Demikian pula di seberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar dan mengajar. Juga terdapat kantor, pertokoan, dan ruang tamu. Selain itu dilengkapi juga dengan tempat tinggal imam dan muadzin.


Karenanya, sembari melaksanakan aneka ibadah di Masjid Nabawi, sebaiknya juga menyempatkan hadir di masjid ini. Karena terdapat sejumlah keutamaan di masjid pertama umat Islam tersebut. Dan, asyiknya lagi, Desa Quba itu begitu subur sampai sekarang yang dibuktikan dengan banyaknya perkebunan kurma di sekitar masjid.


Rehat Terbaru