Rehat

Menanggapi Cerita Para Sufi Bertemu Nabi Muhammad

Selasa, 9 Februari 2021 | 18:30 WIB

Menanggapi Cerita Para Sufi Bertemu Nabi Muhammad

Berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW di alam nyata apakah mungkin? (Foto: NOJ/PKp)

Penolakan kelompok Wahabi terhadap perjumpaan seorang sufi-wali dengan Nabi SAW di alam nyata membuat saya penasaran untuk menyelam lebih dalam, menelusuri buku-buku tasawuf yang mengisahkan soal itu.

 

Hingga beberapa hari ini saya ngebut membaca buku-buku tasawuf seperti kitab Hilyah al-Auliya', Jami' Karamah al-Auliya', al-Fathu al-Rabbani, 'Awariful Ma'arif, dan Tanbih al-Mughtarrin.

 

Ternyata kisah-kisahnya cukup menarik dan unik. Di antaranya kisah mengenai Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang tidak kunjung menikah padahal usinya sudah memasuki kepala empat.

 

Ia didatangi Nabi SAW, dan beliau menyuruh al-Jilani: menikahlah! Al-Jilani berkata;

 

ما تزوجت حتى قال لى رسول الله صلى الله عليه وسلم: تزوج

 

Artinya: Saya tidak menikah sampai Rasulullah SAW berkata kepada saya: Menikahlah!

 

Lebih dari itu, bagi para sufi, perjumpaan dengan Nabi SAW di alam nyata ini merupakan pencapaian spiritual yang tinggi. Abdul Wahhab al-Sya'rani mengutip gurunya, Syaikh Ali al-Khawwash, yang berkata:

 

لا يكمل عبد فى مقام المعرفة حتى يصير يجتمع برسول الله صلى الله عليه وسلم يقظة ومشافهة.

 

Artinya: Tidak sempurna (lengkap) tahap pengetahuan seseorang sampai dia bertemu dengan Rasulullah saw dalam kondisi terbangun dan dalam kondisi musyafahah (bertemu langsung)

 

Tentu kisah-kisah seperti ini tidak bisa diverifikasi. Tapi, ia hidup di lingkungan ordo-ordo tarekat-spiritual, dari dulu hingga sekarang. Percaya boleh, tidak juga gak apa-apa karena ia tak termasuk rukun iman yang harus dipercaya.

 

 

Menghadapi kisah-kisah seperti ini, saya lebih memilih ikut Imam Ghazali untuk berbaik sangka pada mereka dan tak bertanya mengapa. Al-Ghazali berkata:

 

فكان ما كان مما لست اذكره # فظن خيرا ولا تسأل عن الخبر

 

Artinya: Yang lalu biarlah berlalu, jangan diingat lagi # Maka beprasangka baiklah dan jangan tanyakan tentang berita itu lagi.

 

Abdul Moqsith Ghazali adalah Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta dan Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo.