• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Rehat

Semarak Perayaan Tahun Baru, Berikan Perhatian kepada Yatim

Semarak Perayaan Tahun Baru, Berikan Perhatian kepada Yatim
Saat pergantian tahun baru 2023 sebaiknya juga memperhatikan anak yatim. (Foto: NOJ/Konstruksi)
Saat pergantian tahun baru 2023 sebaiknya juga memperhatikan anak yatim. (Foto: NOJ/Konstruksi)

Sejak kemarin, sejumlah kalangan merayakan dengan penuh suka cita pergantian tahun. Berbagai kegiatan diselenggarakan demi memastikan bahwa perubahan tahun 2022 ke 2023 dapat dilewati dengan kegiatan yang penuh kesan. 


Akan tetapi dalam seuasana seperti itu, sebaiknya juga memikirkan kalangan lain yang hidup prihatin. Utamanya anak-anak yang ditinggal ayah tercinta sehingga menjadi yatim. Mereka juga layak mendapat perhatian agar memiliki keceriaan serupa dengan kalangan lain.


Dalam kitab Mukasyafatul Qulub, Imam al-Ghazali mengisahkan bahwa suatu ketika ada seorang pria Basrah yang jahat di masa hidupnya, dan ketika meninggal tidak ada satupun orang yang mau menshalati dan mengantarkan jenazahnya ke tempat pemakaman. Bahkan sang istri pun sampai membayar dua orang untuk memikul jenazah suaminya untuk dibawa ke mushala, agar dishalati. Akan tetapi tidak ada seorangpun yang mau menshalati jenazah suaminya tersebut, sehingga sang istri pun membawa jenazah suaminya tersebut ke lahan luas untuk dimakamkan. 


Namun tak jauh dari lahan luas yang menjadi tempat untuk memakamkan suaminya tersebut, hiduplah seorang ahli ibadah yang rumahnya berada di atas gunung. Sang istri seakan-akan melihat sang ahli ibadah tersebut turun gunung untuk menshalati jenazah suaminya tersebut, yang dicap sebagai orang jahat dan tidak ada yang mau menshalatinya, serta mengantar jenazahnya ke tempat pemakaman. Sang ahli ibadah yang akhirnya turun gunung, dan berniat untuk menshalati jenazah orang jahat tersebut didengar oleh para penduduk yang sebelumnya tidak mau menshalati jenazah tersebut. Sehingga, kabar tentang turunnya sang ahli ibadah yang berniat untuk mensholati jenazah orang jahat tersebut, didengar oleh para penduduk. 


Banyaknya para penduduk yang mendengar kabar tersebut, kemudian ikut untuk menshalati jenazah orang jahat itu. Para penduduk yang selesai menshalati jenazah tersebut merasa heran, dan mempertanyakan apa yang menjadi sebab sang ahli ibadah mau turun gunung untuk menshalati jenazah itu. 


Sang ahli ibadah menjawab pertanyaan para penduduk tersebut: “Aku mendengar dalam mimpiku; Turunlah ke si fulan, karena tidak seorang pun yang mau menshalatinya. Maka shalatkanlah, sebab ia telah diampuni oleh Allah SWT.” 


Jawaban yang keluar dari mulut sang ahli ibadah semakin membuat para penduduk penasaran, amalan apakah yang telah dilakukan oleh almarhum yang merupakan seseorang yang jahat dalam hidupnya, sehingga semua dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT.  


Kemudian sang ahli ibadah tersebut, memanggil istri almarhum dan menanyakan perilaku suaminya semasa hidupnya. Sang istri yang ditanya oleh sang ahli ibadah, menjawab: “Sebagaimana orang-orang ketahui, bahwa almarhum suami saya sehari-harinya hanya berbuat dosa dan selalu mabuk-mabukan”. 


Mendengar jawaban tersebut, sang ahli ibadah meyakinkan istri almarhum untuk mengingat lebih dalam lagi tentang perbuatan almarhum. “Cobalah anda teliti kembali, apakah ada amalan kebaikan yang pernah dilakukannya semasa hidup?” 


Istri almarhum kemudian ingat dan menjawab: “Oh ya, saya ingat. Ada tiga amalan kebaikan yang selalu dilakukan oleh almarhum suami saya di masa hidupnya. Pertama, ketika dia sadar dari mabuknya di waktu subuh, dia segera mengganti pakaiannya. Kemudian berwudhu, dan ikut shalat berjamaah subuh. Kedua, di rumah kami tidak pernah sepi dari satu atau dua anak yatim, dan kebaikan almarhum suami saya terhadap anak yatim melebihi kebaikannya terhadap anaknya sendiri. Ketiga, suatu ketika almarhum pernah sadar dari mabuknya di tengah malam, dia menangis dan berkata: “Ya Tuhanku, letak neraka jahannam manakah yang engkau kehendaki untuk meletakkan orang terkutuk sepertiku ini?” 

  

Dengan demikian, dalam suasana kemeriahan memperingati tahun baru, hendaknya tetap memberikan perhatian kepada mereka yatim dan piatu. Betapa bahagia perasaan mereka kalau ada kalangan yang memberikan perhatian di hari spesial seperti pergantian tahun. Karena hal tersebut sangat jarang dirasakannya dalam keseharian.


Bahwa ketulusan dalam melakukan hal-hal yang kadang dianggap sepele oleh sebagian orang seperti menyantuni anak yatim dan merawatnya, justru malah menjadi pintu ampunan dari Allah SWT bagi para hamba-Nya. Karena Allah SWT tidak memandang seberapa banyak kita beramal, tetapi seberapa istikamah dan tulusnya kita beramal untuk sesama dan seberapa tulus kita beriman kepada-Nya. 
 


Rehat Terbaru