• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Tapal Kuda

Dosen Universitas Al-Falah As-Sunniyyah Jelaskan Hubungan Ulama Nusantara dan Thailand

Dosen Universitas Al-Falah As-Sunniyyah Jelaskan Hubungan Ulama Nusantara dan Thailand
Imam Bukhori, Dosen UAS Kencong, Jember (kanan) saat melakukan kerjasama program pengabdian masyarakat di Songkhla, Thailand. (Foto: NOJ/Habib Aziz Ar Rozi)
Imam Bukhori, Dosen UAS Kencong, Jember (kanan) saat melakukan kerjasama program pengabdian masyarakat di Songkhla, Thailand. (Foto: NOJ/Habib Aziz Ar Rozi)

Jember, NU Online Jatim

Dosen Universitas Al-Falah As-Sunniyyah (UAS) Kencong, Jember M Imam Bukhori menjelaskan ulama Thailand memiliki sanad keilmuan yang tersambung dengan ulama Mekkah, Madinah dan Indonesia.

 

Penjelasan itu disampaikan pada acara diskusi berkala yang dihelat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UAS Kencong, Jember di Ruang Laboratorium, Sabtu (25/02/2023) beberapa waktu lalu.

 

Saat dihubungi NU Online Jatim, Kamis (02/03/2023), Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Gumukmas, Jember ini memaparkan, para ahli sejarah mengungkapkan beberapa teori tentang awal masuknya Islam di Thailand. Salah satu teori menyebut bahwa Islam masuk ke Thailand pada abad ke-10, melalui pedagang Arab.

 

"Teori lain menyebut bahwa Islam masuk ke Thailand dibawa oleh Kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Ada pula pendapat lain yang mengemukakan bahwa Islam masuk Thailand bahkan sebelum Kerajaan Thailand berdiri, yakni pada abad ke-9," katanya.

 

Menurutnya, hal itu dibuktikan dengan temuan lukisan kuno yang menggambarkan Muslim Arab di Ayuthaya, sebelum berdirinya Kesultanan Pattani. Teori lain menjelaskan bahwa penyebaran Islam di Asia Tenggara merupakan misi dakwah masa Khalifah Umar bin Khattab.

 

Imam menyebutkan, beberapa teori di atas yang bisa dilihat nyata sampai saat ini adalah penggunaan bahasa melayu khususnya di Thailand selatan yang mayoritas beragama Islam, dan bahasa melayu adalah bahasa resmi Kerajaan Samudera Pasai.

 

"Oleh sebab itu tidak salah kalau amalian ibadah sehari-hari sama persis dengan Indonesia yang bermadzhab Syafi’iyah," cetusnya.

 

Sementara itu, dia mengutip pendapat Dr Wahbah Al Zuhaili dalam buku Hujjah NU Karya KH Muhyiddin Abdusshomad bahwa Imam Syafi adalah seorang mujtahid mustaqil mutlak, Imam dalam bidang fiqh dan hadist serta dialah yang menggabungkan fiqh ulama Hijaz dan fiqh ulama Irak.

 

"Maka tidak salah hampir umat Islam di dunia mayoritas bermadzhab syafi’iyah, terutama di Asia Tenggara," terangnya.

 

Dia menambahkan, Islam di Thailand mempunyai sejarah tersendiri yang bisa dibilang tragis dan berliku. Mulai dari abad ke-12, agama Islam menampakkan kakinya di kerajaan Pattani Darussalam dan kemudian menjadi mayoritas di wilayah tersebut.

 

Disebutkan, proses masuknya Islam di Thailand dimulai sejak kerajaan Siam mengakui sisi kerajaan Pattani Raya atau lebih dikenal oleh penduduk muslim Thailand sebagai Pattani Darussalam.

 

Tentunya, masuknya Islam dibawa oleh ulama-ulama yang ahli dalam bidang agama dan secara keilmuan tersambung mulai dari Ulama Mekkah, Madinah dan ulama Nusantara.

 

"Oleh sebab itu, tidak salah kalau tradisi keagamaan tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Apalagi sebagian ulama Thailand mencatatkan tinta emas dengan menulis karya monumental yang dibaca hampir di seluruh dunia," tegasnya.

 

Lebih lanjut, Imam mengakui hasil penelitiannya itu masih banyak kekurangan baik dari segi penyajian data ataupun hal lain. Dirinya juga meminta kritik dan saran yang bersifat membangun.

 

"Oleh sebab itu, dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam dan kritikan yang bersifat membangun. Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru