• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Tapal Kuda

Gus Baha: Allah Satu-satunya Dzat yang Berhak Disembah

Gus Baha: Allah Satu-satunya Dzat yang Berhak Disembah
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: NOJ/ Ist)
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: NOJ/ Ist)

Pasuruan, NU Online Jatim

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menegaskan bahwa Allah merupakan satu-satunya dzat yang paling berhak disembah karena kontribusi-Nya dalam penciptaan langit dan bumi. Penegasan ini disampaikan pada kegiatan rutin Ngaji Kitab Tafsir Jalalain di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Narukan Kragan, Rembang.


Dikatakan Gus Baha, hal yang tidak masuk akal apabila seorang hamba menyembah sesama makhluk. Sebab, makhluk tidak punya reputasi bahkan meskipun hanya sekadar kontribusi dalam penciptaan alam semesta.


“Menuhankan selain Allah sama sekali tidak ilmiah. Karena bagaimana makhluk yang diciptakan kemudian naik menjadi seorang pencipta? Sehingga sangat masuk akal bahwa apa pun selain Allah tidak berhak menjadi Tuhan,” kata Gus Baha dalam kanal youtube Official LP3IA ditonton Senin (09/01/2023).


Lantas, Gus Baha menjelaskan bahwa Al-Quran ialah konstruksi akal. Hal ini dikaitkan dengan banyaknya ayat yang memerintahkan untuk berpikir dan berangan-angan guna melibatkan fungsi dari akal itu sendiri.


“Sayyidina Umar masuk Islam setelah mendengar lantunan bacaan Surat Thoha. Itu karena saking indahnya kontruksi ayatnya, bukan karena bagus tidaknya suara yang melantunkannya,” imbuh kiai muda kelahiran tahun 1970 itu.


Untuk itu, ia menegaskan bahwa Allah ialah dzat yang tidak terkalahkan. Allah dzat yang hidup dan tidak akan pernah mati. Dengan dzat Allah tersebut, menurut Gus Baha, seharusnya manusia dapat berpikir jika Allah memang paling layak untuk diimani.


“Mengimani Allah lebih mudah karena jelas dzatnya kekal. Kalau iman kepada Fir’aun itu justru yang repot, karena akhir hidupnya jadi mumi,” katanya.


Dikatakan Imam Suyuthi, lanjut Gus Baha, kapan tibanya kiamat tidak penting, yang lebih penting adalah bagaimana kondisi hamba saat hari itu benar-benar terjadi. Apakah dalam keadaan beriman atau tidak. Sebab, keimanan adalah satu-satunya penyelamat di hari kiamat kelak.


“Yang menyelamatkanmu saat hari kiamat itu cuma satu, la ila ha illallah,” pungkas ahli tafsir yang diamanahi Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII) ini.


Tapal Kuda Terbaru