• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 28 Maret 2025

Tapal Kuda

Gus Jamal Ceritakan Kesabaran Mbah Soleh Banjarmlati yang Berbuah Karomah

Gus Jamal Ceritakan Kesabaran Mbah Soleh Banjarmlati yang Berbuah Karomah
Gus Jamal saat berziarah ke Makam Mbah Kiai Soleh Banjarmlati. (Foto: NOJ/ISt)
Gus Jamal saat berziarah ke Makam Mbah Kiai Soleh Banjarmlati. (Foto: NOJ/ISt)

Jember, NU Online Jatim

Dalam kunjungannya ke Kediri, Gus Asep Jamaluddin, Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jember membagikan kisah penuh inspirasi tentang sosok Mbah Kiai Soleh atau KH Soleh Banjarmlati, seorang ulama besar yang memiliki peran penting dalam sejarah Pondok Pesantren Lirboyo.


Kisah ini diceritakan saat ia bersama keluarganya berziarah ke makam para ulama di sekitar Kediri, termasuk makam Mbah Kiai Soleh.


Menurut Gus Jamal, Mbah Kiai Soleh merupakan mertua dari Kiai Abdul Karim Lirboyo, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo. Perjuangan dan keberkahannya menjadi bagian tak terpisahkan dari berkembangnya pesantren ini. Namun, di balik peran besarnya dalam dunia pesantren, Mbah Kiai Soleh juga dikenal karena kesabaran luar biasa yang ia miliki dalam menghadapi ujian rumah tangga.


Dikisahkan bahwa Mbah Kiai Soleh memiliki seorang istri yang tidak menyukainya. Bahkan, setiap kali beliau pulang dari masjid, sang istri sering menghadangnya dan menyiramkan air bekas cucian beras ke wajahnya. Perlakuan ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali, tetapi berlangsung selama sepuluh tahun. Meski demikian, Mbah Kiai Soleh tetap bersabar, tidak marah, apalagi membalas perbuatan tersebut.


"Bayangkan, sepuluh tahun. Kalau suami zaman sekarang diuji seperti itu, mungkin sudah lama angkat kaki ke rumah orang tua," kata Gus Jamal sambil tertawa.


Dosen Ma’had Aly Nurul Qarnain Jember ini menerangkan, kesabaran luar biasa ini akhirnya berbuah manis. Setelah bertahun-tahun, istrinya menyadari kesalahannya dan bertaubat. Ia kemudian berubah menjadi seorang istri yang penuh bakti.


"Dari sini kita bisa belajar bahwa kesabaran bukan sekadar sikap, tetapi juga menjadi jalan menuju keberkahan hidup," ungkapnya.


Kesabaran Mbah Kiai Soleh pun berbuah karomah. Pihaknya dikaruniai keturunan yang saleh dan alim, seperti Mbah Kiai Idris Marzuki dan Mbah Kiai Habib, serta menantu-menantu yang menjadi ulama besar, seperti Kiai Dahlan Jampes, Kiai Ma’ruf Kedunglo, dan Kiai Abdul Karim Lirboyo.


Dari generasi inilah kemudian lahir Pondok Pesantren Lirboyo yang berkembang menjadi salah satu pesantren terbesar dan berpengaruh di Indonesia.


“Saya menutup kisah ini dengan mengutip ungkapan teman, Shoutul Azkiya yang mengatakan istri galak membuat suami keramat. Saya berpesan kepada para santri dan jamaahnya bahwa kesabaran adalah kunci keberkahan hidup,” jelasnya.


"Jika suatu saat kita diuji dengan pasangan yang keras, ingatlah kisah Mbah Kiai Soleh. Bersabarlah, karena siapa tahu, dibalik kesabaran itu ada keberkahan yang luar biasa," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru