• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Tokoh

Kiai Saleh Lateng, Salah Satu Pendiri NU Banyuwangi Punya Banyak Karomah

Kiai Saleh Lateng, Salah Satu Pendiri NU Banyuwangi Punya Banyak Karomah
Buku biografi Kiai Saleh Lateng yang ditulis Ki Agus Abdul Azis. (Foto: NOJ/ ISt)
Buku biografi Kiai Saleh Lateng yang ditulis Ki Agus Abdul Azis. (Foto: NOJ/ ISt)

Sosok Ki Agus Muhammad Saleh atau yang terkenal dengan sebutan Kiai Saleh Lateng Banyuwangi sudah tidak asing bagi Nahdliyin di penjuru Nusantara. Ia merupakan salah satu pendiri GP Ansor dan Nahdlatul Ulama Banyuwangi.

 

Kiai Saleh Lateng lahir di Kampung Mandar, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 7 Maret 1862. Dan wafat di Lateng pada 20 Agustus 1952 pada usia 93 tahun. Ia merupakan putra Ki Agus Abdul Hadi, sedangkan ibunya bernama Aisyah. Kiai Saleh memiliki jalur nasab hingga Bangsawan Palembang Darussalam, Fatahillah dan Rasulullah SAW.

 

Kiai Saleh adalah sosok yang cukup terkenal. Bahkan, telah banyak tokoh pejabat yang kerap mendatangi makamnya untuk mengenang jasanya. Di antaranya ialah Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak. Dikutip dari berbagai sumber, keduanya pernah mengunjungi makam Kiai Saleh di tahun 2018, tepatnya sebelum pesta politik tahun 2019. Baru-baru ini ada pula Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam acara festival kitab kuning.

 

Kiai Saleh Lateng sendiri adalah salah satu pendiri NU dan GP Ansor. Bahkan, di masjid Kiai Saleh Lateng Banyuwangi GP Ansor lahir, yang saat itu GP Ansor masih bernama Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO). ANO lahir pada momen Muktamar ke-9 NUyang digelar di Banyuwangi, tepatnya di Masjid KIai Saleh Lateng.

 

Selain berjasa pada NU dan GP Ansor serta Indonesia berkat jiwa kepahlawanannya, Kiai Saleh juga dikenal oleh masyarakat berkat mental keberaniannya dan karomah-karomah yang dimilikinya. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Cicit Kiai Saleh Lateng, Ki Agus Muhammad Fikri Firmansyah.

 

Pria yang akrab disapa Fikri itu mengatakan, ada banyak karomah yang dimiliki buyutnya yang dia panggil dengan sebutan Atuk itu.

 

"Kalau berdasarkan cerita kakek saya bernama Ki Agus Abdul Azis (anak Kiai Saleh Lateng), Atuk punya banyak karomah, satu di antaranya yang sering jadi buah bibir masyarakat adalah ilmu kanuragan," ujar Fikri kepada NU Online Jatim di Surabaya, Kamis (09/08/2023).

 

Fikri menceritakan, berdasarkan cerita kakeknya, Kiai Saleh pernah menendang seorang pendekar sombong hingga terpental sejauh 30 meter. Dikisahkan, suatu waktu ada seorang pendekar dari Temanggungan datang kepada Kiai Saleh, namanya Pak Mas.

 

Saat itu Kiai Saleh masih sedang mutholaah dan tidak ingin melayani kedatangan tamu. Namun tamu itu terus memaksa ingin mengadu kekuatan kanuragannya, sedang Kiai Saleh masih melanjutkan mutholaah kitabnya.

 

Singkat cerita, Pak Mas terus memaksa kepada Kiai Saleh dan mendesak dengan congkak  dan kesombongannya mengatakan akan menginjak kepaIa Kiai Saleh jika menolak tantangannya. Padahal, Kiai Saleh sudah menyuruh Pak Mas keluar dahulu, agar adu ilmu kanuragan itu dilakukan nanti setelah selesai mutholaah kitab.

 

“Tapi Pak Mas terus mendekat dan mengancam akan menginjak kepala Kiai Saleh dengan sombongnya,” ucap Fikri mengisahkan.

 

Setelah itu, Kiai Saleh pun bangkit dari aktivitasnya, kemudian berdiri dan dengan kekuasaan Allah SWT, pendekar tersebut langsung ditendang oleh Kiai Saleh hingga terpental jauh hingga sejauh 30 meter, tepatnya terjatuh hingga ke ujung utara masjid Kiai Saleh Lateng.

 

Fikri menambahkan, kisah tersebut juga disaksikan sendiri oleh Kepala Desa Kertosari pada masa itu. "Bahkan juga tertulis di buku biografi Kiai Saleh Lateng yang ditulis Kakek saya," kata Fikri yang juga menjabat Ketua Kepemudaan Bani Kiai Saleh Lateng.

 

Karomah Kiai Saleh lainnya yang tidak kalah menarik untuk diketahui juga tentang kacang hijau yang berubah menjadi bom. Kisah tersebut diutarakan oleh cicit Kiai Saleh lainnya, yakni Ki Agus Ahmad Dimas Nito.

 

"Saat menghadapi penjajah Belanda, Kiai Saleh pernah melempar butiran biji kacang hijau ke arah Belanda, kemudian kacang-kacang itu meledak seketika seperti bom," ujar Dimas.


Tokoh Terbaru