• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tapal Kuda

Keren, Iqbal Juara Pertama MTQ-MHQ UIN KHAS dan Hafal 30 Juz

Keren, Iqbal Juara Pertama MTQ-MHQ UIN KHAS dan Hafal 30 Juz
Iqbal Aris Maulana bersama ibu. (Foto: NOJ/ Aryudi A Razaq)
Iqbal Aris Maulana bersama ibu. (Foto: NOJ/ Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online Jatim
Iqbal Aris Maulana telah ditahbiskan menjadi juara pertama di final Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ) yang digelar Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. Kegiatan dipusatkan di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) kampus setempat, Kamis (21/04/2022) malam.


Sebagai juara MHQ, Iqbal, sapaan akrabnya, merasa senang atas apa yang diraihnya dalam lomba bergengsi tersebut. Lebih-lebih piala diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Agama RI,  Zainut Tauhid Sa’adi dalam suasana yang cukup khidmat.


“Saya bersyukur karena Allah mentakdirkan saya fadhal (keutamaan) juara,” ujarnya kepada NU Online Jatim melalui sambungan telepon seluler, Ahad (24/04/2022).


Kendati begitu, Iqbal menyatakan bahwa juara bukanlah tujuan utama dalam kegiatannya menghafal Al-Qur’an. Katanya menghafal Al-Qur’an adalah ingin membahagiakan kedua orang tuanya di samping untuk syiar Islam.


“Saya (dengan hafal Al-Qur’an) kelak di akhirat, ingin menyelamatkan kedua orang tua saya, dan memberinya mahkota,” tambahnya.


Iqbal adalah anak kedua dari dua bersaudara  dari pasangan Husaini dan Mutrofin. Ia lahir di Pasuruan, 23 September 2003. 


Iqbal memulai belajar menghafal Al-Qur’an sejak masih kelas 4 SDN Gresikan, Gondang Wetan, Pasuruan. Meski tidak mondok, tapi cukup tekun belajar menghafal Al-Qur’an karena orang tuanya juga punya TPQ. Lulus SD, ia melanjutkan ke MTs. Darul Mafatihil Ulum, Kecamatan Podokaton. Saat itulah ia mondok di Pondok Pesantren Annajah, yang diasuh oleh Nyai Hj Luluk ‘Illiyah.


Namun tak begitu lama di pondok, Iqbal terpaksa harus berhenti karena terbentur dengan jadwal kegiatan di sekolah dan lain-lain. Tapi kegiatannya menghafal Al-Qur’an tak pernah kendor. Dengan segala cara dan dalam waktu yang terbatas, ia tetap berlatih menghafal Al-Qur’an.


“Seminggu sekali saya nyetor hafalan kepada beliau (Nyai Hj. Luluk ‘Illiyah),” tambahnya.


Seiring ketekunannya menghafal Al-Qur’an, menjelang selesainya sekolah di MTs Darul Mafatihil Ulum,  Iqbal sudah hafal Al-Qur’an 30 juz.  Ia pun melanjutkan ke Madrasah Aliah (MA) Darul Mafatihil Ulum, dan saat ini kelas XII. Iqbal sudah tidak mondok tapi tinggal di rumah bersama orang tuanya, tepatnya di Desa Brambang Barat, Kecamatan Gondang Wetan.


“Jarak dari rumah hanya sekitar 15 menit naik motor ke sekolah,” tambahnya.


Menurut Iqbal, menghafal Al-Qur’an tidak susah-susah amat. Yang penting ada niat dan keinginan yang kuat. Soal waktu, bisa diatur. Sebab, yang berhak mengatur waktu adalah manusia, bukan manusia yang harus tunduk kepada waktu.


“Yang juga penting adalah muraja’ah (mengulang hafalan). Jadi setelah selesai shalat 5 waktu saya wjib muraja’ah, apakah setengah juz atau 1 juz, baik di jalan maupun di rumah. Yang penting, istikamah setiap selesai shalat, kapan pun itu,” urainya.  ​​​​​​​


MHQ tersebut memperlombakan hafalan 10 juz Al-Qur’an. Sistem penilaiannya tidak menuntut peserta memperdengarkan hafalan 10 juz utuh karena tentu akan memakan waktu cukup lama. Namun juri mengacak dan memilihkan beberapa bagian di antara yang 10 juz itu, agar dibaca oleh peserta.


“Saya dapat juz 3, 8, dan 10 (sebagian),” jelasnya.


Ke depan, Iqbal mengaku masih akan mendalami ilmu agama, tidak cukup hanya hafal Al-Qur’an.


“Tujuan saya ingin mensyiarkan agama, fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan),” pungkasnya

 

Penulis: Aryudi A Razaq


Editor:

Tapal Kuda Terbaru