Tapal Kuda

Ketua LDNU Lumajang Jelaskan 3 Akhlak Penduduk Surga yang Utama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 09:00 WIB

Ketua LDNU Lumajang Jelaskan 3 Akhlak Penduduk Surga yang Utama

Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor Kementerian Agama Lumajang. (Foto: NOJ/Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim 

Di dalam Kitab Kasyifatus Saja dijelaskan, ada tiga akhlak penduduk surga yang utama, barang siapa yang mampu menerapkan akhlak tersebut di dunia, maka dirinya terhindar dari api neraka dan akan tergolong sebagai ahli surga Allah kelak.


Hal itulah yang dijelaskan oleh Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Lumajang, Gus Robith Abdillah Al Hadi saat menyampaikan Mauidhoh Hasanah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lumajang, Senin (07/10/2024).


"Pertama adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepada dirinya. Dijeleki bagaimana pun dia tetap membalas baik kepadanya, karena dalam dirinya tidak ada kejelekan maka yang keluar adalah yang baik-baik, ibarat ada pohon mangga berbuah lebat, dilempari seseorang dengan batu tapi pohon ini membalasnya dengan buah mangga yang manis," ujar cucu KH Abdul Hamid Pasuruan ini.


Gus Robith menuturkan, manusia ibarat sebuah botol, diisi minuman murah semisal air putih maka harganya jadi murah, tapi kalau diisi dengan minuman mahal seperti madu dan minyak wangi maka harganya menjadi mahal. Sebaliknya, jika botol tersebut diisi air limbah yang tak berharga maka botol tersebut tidak akan laku, bahkan akan dibuang.


"Yang kedua adalah mamaafkan kepada orang yang berbuat dzalim atau menyakiti dirinya. Kita pasti merasakan, selama hidup pasti ada yang pernah menyakiti dan mengecewakan kita dan itu biasanya dilakukan orang dekat, teman kerja, tetangga, dan saudara," terangnya.


Oleh karena itu, memaafkan lebih baik dari pada menyimpan dendam, karena akan membuat dirinya sakit sendiri, membuat stress dan capek sendiri jika tidak memaafkan. Lebih baik dibiarkan mereka mau apa saja dan nanti akan capek sendiri. 


"Yang ketiga adalah dermawan kepada orang yang pelit, biasanya yang pelit adalah orang yang berkemampuan dan kaya, karena itu penyakitnya orang kaya memang. Kaya merasa eman, capek-capek kerja mengumpulkan uang eman mau dikasihkan orang," paparnya.


Gus Robith menegaskan, bukan dikatakan dermawan jika memberi kepada orang yang pernah memberi, melainkan itu adalah balas budi, karena dermawan sejatinya adalah memberi kepada orang yang pelit dan tidak pernah memberi kepada dirinya.


"Mudah-mudahan usai acara ini, kita bisa menerapkan ketiga akhlak penduduk surga ini, berbuat baik dan memaafkan kepada orang yang berbuat buruk kepada kita, dermawan kepada orang yang pelit kepada kita, dalam rangka meneladani akhlak Rasulullah SAW," pungkasnya.