• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Tapal Kuda

Ketua PBNU Berbagi Pengalaman Kelola Perguruan Tinggi

Ketua PBNU Berbagi Pengalaman Kelola Perguruan Tinggi
Ketua PBNU Prof Mohammad Mukri saat berbagi pengalaman kelola perguruan tinggi di ITSNU Pasuruan. (Foto: NOJ/ Makhfud Syawaluddin)
Ketua PBNU Prof Mohammad Mukri saat berbagi pengalaman kelola perguruan tinggi di ITSNU Pasuruan. (Foto: NOJ/ Makhfud Syawaluddin)

Pasuruan, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan Prof Mohammad Mukri berbagi pengalaman mengelola dan mengembangkan perguruan tinggi. Hal tersebut dilakukan bersama pejabat struktural Insititut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pasuruan.


“Dulu, saat pertama saya jadi Rektor, jangan kan yang daftar, yang tidak daftar saja diterima. Karena kurang mahasiswa. Sekarang alhamdulillah, saat saya berhenti jadi Rektor, yang daftar 26.000, yang diterima 6.000. Mahasiswanya sudah 35.000. Seperti satu kecamatan, ramai,” katanya saat memberi pembinaan di Ruang Rapat Rektorat Lantai III, ITSNU Pasuruan, Kecamatan Pohjentrek, Sabtu (17/09/2022).


Dirinya menceritakan, perjalanan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lampung menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan. Bahkan, hingga mendapat penghargaan The Inspiring University Leader of the Year 2021 oleh UI GreenMetric World University Ranking.


“Mulai dari yang kecil-kecil. Jangan membuang sampah sembarangan. Kalau ada saya, ada yang membuang sampah, saya ambil. Lama-lama orang-orang malu. Rektor yang mengambil sampahnya,” ujarnya.


Bahkan, untuk mengontrol hal itu pihaknya memasang CCTV di setiap sudut-sudut kampus. “Jadi, kalau ada yang berbuat melanggar terekam. Itu kita bangun kebiasaan. Lama-lama terbiasa. Makanya, setiap ada yang datang, berkata kampusnya bersih banget,” tutur mantan Ketua PW GP Ansor Lampung itu.


Menurutnya, perguruan tinggi khususnya di Jawa itu begitu didirikan langsung berkompetisi. Sehingga, ibarat dalam mengelola perguruan tinggi itu seperti memegang burung. Tidak boleh terlalu ketat dan tidak boleh terlalu longgar.


“Artinya, mengelola perguruan tinggi yang masih baru itu harus ada kelonggaran, ada toleransi. Tetapi prinsipnya no bargain in process and quality (tidak ada tawar menawar dalam sebuah proses dan kualitas),” ucapnya.


Disebutkan Prof Mukri, setiap ada persoalan hendaknya dipastikan terlebih dahulu secara jelas akar masalahnya. Kemudian dicarikan solusi bersama-sama atas persoalan tersebut.


“Jangan karena kita jadi pimpinan, kita punya kewenangan dan berbuat sewenang-wenang,” ujar alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu.


Berdasarkan sumber daya manusia (SDM) ITSNU Pasuruan dan peningkatan mahasiswa baru, Prof Mukti menyatakan optimis ITSNU Pasuruan dapat berkembang menjadi kampus unggulan di Pasuruan.


Panjenengan (kalian) semuanya masih muda. Asal diperintah, asal petunjuknya jelas, cepat selesai. Itu lah gunanya pimpinan, memberi telunjuk dan petunjuk,” pungkas mantan Ketua PWNU Lampung itu.


Tapal Kuda Terbaru