Lazawa Darul Hikam Kembangkan Inovasi Wakaf ke Pembina Masjid Salman ITB
Ahad, 1 Juni 2025 | 16:00 WIB

Direktur Lazawa Darul Hikam Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M.Fil,I, CLA, CWC bersama Pembina, Direktur Utama Wakaf, dan General Manager. (Foto: NOJ/ISt)
Risma Savhira
Kontributor
Jember, NU Online Jatim
Meski sudah mendapat capaian milestone dalam satu tahun terakhir, Lembaga Zakat dan Wakaf (Lazawa) Darul Hikam tidak hanya mencakup dengan apa yang diperoleh. Kini, Lazawa Darul Hikam belajar mengembangkan inovasi wakaf ke Salman Institut Teknologi Bandung (ITB). Bagi Lazawa Darul Hikam, inovasi adalah harga mati untuk membuat lembaga wakaf selalu relevan dengan kondisi zaman, Rabu (28/05/2025).
Direktur Lazawa Darul Hikam Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M.Fil,I, CLA, CWC, Dewan Pengawas KH. Moh. Romli, M.Pd.I dan Bendahara Robiatul Adawiyah, SHI, MH yang datang langsung ke Yayasan Masjid Salman ITB. Rombongan Darul Hikam diterima oleh Pembina KH. Achmad Nasir Budiman, Direktur Utama Wakaf Ir. Hari Utomo, dan General Manager Ir. Bayu R. Ardiansyah.
Di awal pertemuan, KH Achmad Nasir Budiman menceritakan Sejarah Yayasan Masjid Salman yang legendaris tersebut. Aktivis masjid Salman itu adalah kombinasi antara priyayi dan santri. Ini menjadi kekuatan yang menjadikan pergerakan masjid Salman. Dari masjid ini bisa memiliki berbagai inovasi.
Menurut seorang ideolog Islam di Masjid Salman ITB ini menyebut, masjid Salman ITB itu sendiri merupakan sebuah masjid legendaris kampus di Indonesia. Meski awalnya sempat mendapat kesulitan dalam pendiriannya, akhirnya masjid pun berdiri. Bahkan, presiden saat itu, Ir. Soekarno memberikan restu berdirinya Masjid Salman ITB. Rektor ITB saat itu, Prof. Ir. O. Kosasih, terdorong pula untuk mengizinkan sehingga pada 05 Mei 1972, untuk pertama kalinya Masjid Salman ITB digunakan shalat Jumat.
Sementara itu, Direktur Utama Wakaf Salman, Hari Utomo menyampaikan managerial Wakaf Salman yang berada di bawah naungan Yayasan Masjid Salman ITB Bandung. “Kami berada di bawah Yayasan Masjid Salman ITB. Kalau lembaga zakat, sudah memisah, namun tetap dalam koordinasi Yayasan. Namanya rumah amal. Dulu kami ke mana-mana, cari insight seperti Darul Hikam ke sini,“ katanya.
Wakaf salman yang berdiri sejak tahun 2017 kini menjadi lembaga yang besar dan terus berkembang pesat. Jangkauannya juga ke seluruh Indonesia. Bahkan sudah memiliki 30 karyawan, dan tahun 2024 yang lalu telah mendapat perolehan wakaf sebesar 26 miliar. Program ini digunakan berbagai kegiatan inovatif wakaf salman.
Di akhir sesi, Manager Utama Wakaf Salman, Bayu R. Ardiansyah menjelaskan program unggulan wakaf salman. Ada banyak program unggulan, salah satunya wakaf masjid. “Kita punya banyak masjid hasil wakaf. Ada yang di biayai 100 persen seperti masjid wakaf di Kampung Badui. Tapi ada yang 50 persen, dan di bawahnya sesuai kebutuhan, termasuk masjid yang dibangun di Palestina,” terangnya.
Sebagai Direktur Lazawa Darul Hikam, Prof. M. Noor Harisudin mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan dan sharing session inovasi wakaf salman. “Kami ucapkan banyak terima kasih atas sambutan yang luar biasa. Ini kita dapat banyak insight, insya Allah akan ditindaklanjuti. Selain itu, kerja sama ke depan juga akan dilakukan,” tambahnya.
Bagi utusan Lazawa Darul Hikam, oleh-oleh berupa ilmu dari Salman ITB jelas menjadi pencerahan baru bagi Lazawa Darul Hikam Jember. Semoga semakin besar dan maju lembaga zakat dan wakaf darul Hikam.
Terpopuler
1
Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah
2
Panduan Praktis Ibadah Kurban: Pengertian, Hukum dan Ketentuannya
3
Konfercab XX, Siti Julaikha Terpilih Ketua IPPNU Kabupaten Pasuruan 2025-2027
4
Tim Futsal SMP Nuris Jember Juara 1 Porseni Jember, Pemain Jadi Top Skor
5
Tingkatkan Kualitas Guru, Pergunu Sidoarjo Gelar Pelatihan Super Teacher 5.0
6
Lawan Radikalisme, ISNU di Tulungagung Bedah Buku Pendidikan Islam Moderat
Terkini
Lihat Semua