• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Tapal Kuda

Membanggakan, Dosen Inaifas Kencong, Jember Raih Gelar Doktor

Membanggakan, Dosen Inaifas Kencong, Jember Raih Gelar Doktor
Hj Syarifatul Marwiyah resmi menyandang gelar doktor dari IAIN Jember. (Foto: NOJ/Ist)
Hj Syarifatul Marwiyah resmi menyandang gelar doktor dari IAIN Jember. (Foto: NOJ/Ist)

Jember, NU Online Jatim

Hj Syarifatul Marwiyah adalah salah satu doktor di Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah  (Inaifas) Kencong Jember. Dosen Tetap Yayasan atau DTY sejak tahun 2007 tersebut diwisuda Kamis (03/12/2020) di IAIN Jember.

 

Dirinya dikukuhkan sebagai doktor manajemen pendidikan Islam tepat setelah dinyatakan cumlaude pada ujian terbuka secara virtual. Penguji naskah disertasinya adalah Azyumardi Azra, Dede Rosyada, H Babun Soeharto, Abd Halim Seobahar, H Moh Khusnuridho, Hepni, Titiek Rohanah Hidayatie dan Aminullah. pada Sabtu (28/05/2020).

 

Disertasi yang dapat dipertahankan adalah bertema Pengembangan Budaya Pesantren Berbasis Kearifan Lokal di Pondok Pesantren Putri Salafiyah Bangil dan Pondok Pesantren Ali Ba’alawi Kencong Jember.

 

“Itu menggambarkan bahwa konfigurasi budaya pesantren berbasis kearifan lokal adalah memadukan pola salaf yang adaptif dengan budaya lokal dan mengakomodasi unsur modernitas yang diistilahkan dengan tradisionalis moderat,” kata Hj Syarifatul Marwiyah, Rabu (16/12/2020).

 

Dijelaskannya bahwa corak budaya pesantren berbasis kearifan lokal adalah mix figurative yakni kolaborasi antar post figurative, co figurative dan post figurative sedangkan tipologi pengembangan budaya pesantren bersifat karismatik demokratis.

 

 

“Dari penelitian ini menunjukkan bahwa pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang ikut andil dalam menjaga kearifan lokal yang merupakan kekayaan budaya nasional,” jelasnya.

 

Disampaikan bahwa pesantren  selalu hadir saat menguatnya globalisasi yang secara empiris telah melenyapkan berbagai keberagaman budaya, bahasa dan tradisi sebuah masyarakat. Hal ini menuntut pesantren untuk memahami bentuk budaya yang dikembangkan serta corak budaya yang diterapkan. 

 

“Sosialisasi budaya pesantren juga harus dilakukan kepada seluruh warga pesantren agar budaya-budaya yang diterapkan tidak menjadi cermin kusut bagi pewarisnya,” terang dia.

 

Agar hasil penelitiannya dapat dibaca berbagai kalangan, Hj Syarifatul Marwiyah telah menyiapkan untuk menjadikan buku.

 

“Insyaallah tahun 2021 akan segera terbit buku seri disertasi ini. Sambung doanya karena kami juga sangat mengharapkan saran, kritik untuk perbaikan buku tersebut,” harap alumnus Pondok pesantren Putri Salafiyah Bangil tersebut.

 

 

Alumnus IAI Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo ini merasa sangat bersyukur dapat menyelesaikan studi. “Semuanya adalah berkat pertolongan Allah, berkah shalawat kepada Nabi Muhammad, bimbingan para dosen, dukungan dan doa dari orang tua, suami, putra-putri, saudara dan teman-teman semuanya,” ungkap putri dari H Faishol dan Hj Mahmudah ini.

 

Peraih beasiswa program 5000 doktor ini juga berharap karyanya dapat bermanfaat untuk kemaslahatan umat Islam Indonesia.

 

“Karena umat Islam di negeri ini mencintai dan membanggakan Indonesia, negara yang kaya akan warisan budaya,” pungkas istri dari Mohammad Dasuki, mantan Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpersdam NU) Kencong tersebut.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru