• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Tapal Kuda

Mustasyar NU Kota Kraksaan: Corona Bukan Aib

Mustasyar NU Kota Kraksaan: Corona Bukan Aib
H Hasan Aminuddin saat hadir di acara taaruf PCNU Kota Kraksaan. (Foto: NOJ/SJp)
H Hasan Aminuddin saat hadir di acara taaruf PCNU Kota Kraksaan. (Foto: NOJ/SJp)

Probolinggo, NU Online Jatim

Pondok pesantren harus memiliki ketahanan dalam mengantsipasi penyebaran virus Corona. Pada saat yang sama, masyarakat hendaknya memiliki pemahaman yang mendalam terkait Covid-19 dengan tidak mengatakan sebagai aib. 

 

Penegasan tersebut disampaikan Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan, H Hasan Aminuddin, Ahad (20/9/2020). Pandangan dikemukakan saat menghadiri silaturahim dan taaruf PCNU masa khidmah 2020-2025 di kantor NU setempat, di Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan.

 

“Virus Corona itu bisa menular melalui droplet yang keluar dari mulut. Oleh karena itu kita diwajibkan memakai masker untuk memutus penularan Covid-19. Sehingga ketika berbicara dengan orang lain tidak sampai ada penularan,” kata H Hasan.

 

Mantan Bupati Probolinggo dua periode tersebut juga menyayangkan telah masuknya virus Corona  ke lingkungan pesantren. Oleh karena itu diharapkan tatlala ada santri yang sakit, supaya segera dipindah dan menghubungi pihak Puskesmas. Hal itu agar anak yang kurang sehat di pesantren bisa segera ditangani dengan baik.

 

Dirinya juga mengingatkan bahwa Covid-19 hendaknya tidak dianggap sebagai aib. Namun ketika ada yang terindikasi terserang, maka harus ditangani dengan baik.

 

“Tidak akan runtuh pesantren tatkala ada klaster. Jadi jangan sampai merasa malu dan dibiarkan begitu saja. Sebab itu akan semakin memperluas penyebaran virus di lingkungan pesantren,” jelasnya.

 

Hasan juga meminta untuk tidak menstigma negatif penderita Covid-19, apalagi mengucilkannya. Mengingat virus ini merupakan bagian dari sunatullah.

 

"Menderita Covid-19 bukanlah aib, tetapi penyakit yang tingkat penyebaran sangat cepat dan berbahaya yang sampai saat ini belum ada obatnya. Kita support mereka yang terkena," tuturnya.

 

Di akhir sambutan, dirinya mengajak hadirin tetap mempertahankan  tradisi NU selama ini yakni meminta pertolongan kepada Allah SWT.

 

“Mari kita adakan budaya kita selaku warga NU dengan istighotsah dan khatmil Qur’an dengan memanfaatkan kantor kecamatan,” pungkasnya.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru