Surabaya, NU Online Jatim
Kabar beredar terkait klaster baru Covid-19 yang muncul di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, bermula dari balasan twit @iimfahima (Iim Fahima Jachja) kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Saya pastikan bhwa kapasitas Bed Isolasi di Jatim cukup, dgn jumlah bed isolasi sbanyak 6.611 bed & ICU isolasi 860 bed. Saat ini, Bed Occupancy Rate Jatim sendiri antara 44-49%, artinya prosentase ini ideal & sesuai dgn standar Bed Occupancy Ratio menurut WHO, yakni dibawah 60%,” tulis Khofifah melalui akun @KhofifahIP, Jumat (11/9/2020).
Penjelasan Gubernur Jatim itu mendapat puluhan respons dari pengguna twitter, termasuk Iim Fahima Jachja. Ia mengaku mendengar kabar bahwa ada pesantren yang santrinya sudah kehilangan kemampuan mencium bau (Anosmia). Hanya saja ia tidak menyebut pesantren mana.
“Mba, Saya dengar kabar, pesantren yang santrinya ribuan, sudah banyak yg kehilangan kemampuan mencium bau (Anosmia). Banyak santri yg pulang dan menulari lainnya, sampai ada dokter yg meninggal. Boleh tolong semua d swab? Juga, program pesantren tangguh agar ditinjau ulang,” balas @iimfahima kepada Gubernur Jatim.
“Boleh japri, pesantren mana yg dimaksud? Jika Blok Agung Banyuwangi Insya Allah sudah tertangani,” kata Khofifah.
Beberapa menit sebelum mendapat tanggapan Gubernur Jatim, Iim Fahima sempat menyebut Pesantren Lirboyo.
“Pesantren Lirboyo Kediri ya mba @KhofifahIP. Suwun,” lanjut Iim.
Sontak saja, twit Iim ini langsung mendapat tanggapan beragam dari berbagai kalangan. Akun alumni santri Pesantren Lirboyo, @SerambiLirboyo meminta Iim tidak menimbulkan keresahan khususnya bagi orang tua santri.
“Mohon maaf mba @iimfahima. tweet anda sangat meresahkan terutama bagi para wali santri. bagaimana perasaan mereka jika mendengar kabar ini ?”
Pengasuh Pesantren Lirboyo, Gus Ahmad Kafabihi juga langsung menyampaikan klarifikasi.
“Jangan Sebarkan Berita Yang mengarah ke provokasi. Suwun. Ngatos2 mawon,” tulis Gus Kafabihi melalui akun @91Ahkaf.
Sebelum polemik ini mencuat, sempat beredar rumor bahwa dokter ahli saraf di Kediri meninggal karena Covid-19 setelah tertular stafnya yang kebetulan anaknya mondok di Pesantren Lirboyo.
NU Online Jatim pada Ahad (13/9/2020) pagi mendapat penjelasan dari Lukman Hakim. Anggota DPR Fraksi PKB ini menyatakan telah menghubungi pihak Pesantren Lirboyo melalui Gus An'im Falahudin Mahrus.
“Aku tadi juga sudah kontak ke Lirboyo, melalui Gus An’im. Tegas beliau bilang Lirboyo aman-aman saja, tidak ada santri yang terpapar gejala covid19,” jelas Lukman melalui pesan Whatsapp.
Pihak Pesantren Lirboyo meminta kepada seluruh kalangan tidak menyebar rumor yang belum pasti kebenarannya. Selain itu mengharapkan doa agar pesantren yang didirikan KH. Abdul Karim ini aman sehingga aktivitas ngaji berjalan dengan baik.
“Lirboyo Insya Allah Aman, Dari awal kedatangan santri semua tercover secara protokol, Dan sampai saat ini pun lirboyo masih menutup akses untuk tamu, baik peziarah, walisantri maupun alumni,” tulis akun Serambi Lirboyo.