Pendidikan

Tradisi Budaya, KSM Unisma Turut Meriahkan Kirab Tumpeng Desa Ngawonggo

Jumat, 5 September 2025 | 14:00 WIB

Tradisi Budaya, KSM Unisma Turut Meriahkan Kirab Tumpeng Desa Ngawonggo

Kirab tumpeng Desa Ngawonggo. (Foto: NOJ/Humas)

Malang, NU Online Jatim

Desa Ngawonggo dipenuhi suasana meriah dengan diselenggarakannya Kirab Tumpeng yang menjadi bagian dari tradisi budaya desa. Acara ini diikuti oleh seluruh masyarakat Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, mulai dari anak sekolah, kelompok pemuda hingga Mahasiswa KSM-T Universitas Islam Malang (Unisma) juga turut ikut serta meramaikan acara, Sabtu (30/08/2025).


Kirab Tumpeng menjadi ikon kebersamaan masyarakat yang berlangsung sepanjang jalan utama di Desa Ngawonggo. Warga tampak antusias saat menyaksikan acara kirab, sementara peserta kirab dengan penuh semangat menampilkan kreativitasnya dan kearifan lokal. Mahasiswa KSM-T Unisma kelompok 25, 26, 27 dan 28 juga turut menampilkan atribut khas, tumpeng dan juga semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas pengabdian.


Kepala Desa Ngawonggo mengapresiasi atas keterlibatan mahasiswa KSM-T Unisma dalam acara ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga simbol persatuan dan gotong royong yang terus di jaga bersama. Kehadiran mahasiswa yang ikut serta membuat perayaan semakin istimewa, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi generasi muda dan masyarakat dapat melestarikan budaya desa.


Sementara itu, Mahasiswa KSM-T Unisma, Alfin merasa bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan budaya yang begitu bermakna ini. Sejak awal sudah disambut hangat oleh masyarakat, dan ketika mendapat kesempatan ikut dalam kirab dan karnaval, semua mahasiswa langsung sepakat untuk ikut memeriahkan dengan membuat tumpeng khas sebagai simbol syukur dan persaudaraan.


“Bagi kami, acara ini bukan sekadar ikut jalan bersama, tetapi juga sebuah bentuk pembelajaran nyata tentang kearifan lokal, tentang bagaimana masyarakat menjaga warisan budaya. Semoga kolaborasi ini bisa terus berlanjut, sehingga keberadaan mahasiswa bukan hanya sekadar program pengabdian sementara, tetapi benar-benar memberikan manfaat jangka panjang bagi desa,” ujarnya.


Harapannya dalam kegiatan kirab desa ini adalah terciptanya semangat kebersamaan yang lebih kuat di antara seluruh elemen masyarakat. Melalui kirab ini, ia ingin membangun kembali nilai-nilai gotong royong, mempererat tali silaturahim antargenerasi, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya lokal yang selama ini menjadi identitas desa ini.


Lebih lanjut, kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk memperkenalkan potensi desa kepada masyarakat luar, baik potensi budaya, kuliner, kesenian, maupun hasil kerajinan lokal yang selama ini menjadi kekuatan tersembunyi di balik kesederhanaan kehidupan desa. Dengan semangat yang dibawa oleh kirab ini, kami yakin desa ini akan semakin dikenal, dihargai, dan mampu berdiri tegak dengan identitasnya sendiri.


“Kami ingin kirab ini menjadi simbol harapan akan masa depan desa yang lebih maju, harmonis, dan berdaya saing, tanpa kehilangan akar budayanya. Sebab, di tengah perubahan zaman yang serba cepat, menjaga jati diri desa adalah tugas kita bersama,” pungkasnya.