Metropolis

Aktivis IPNU Ponorogo Raih Perunggu dalam World Skills ASEAN 2025 di Filipina

Jumat, 5 September 2025 | 16:00 WIB

Aktivis IPNU Ponorogo Raih Perunggu dalam World Skills ASEAN 2025 di Filipina

Aktivis IPNU Ponorogo, Reno Surya Permana. (Foto: NOJ/ISt)

Surabaya, NU Online Jatim

Aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ponorogo, Jawa Timur, Reno Surya Permana baru saja meraih medali perunggu dalam World Skills ASEAN 2025 di Manila, Filipina pada 26-28 Agustus 2025 kemarin.


Ketua Pimpinan Wilayah (PW) IPNU Jatim, Muhammad Rafli Rifki Reza di Surabaya mengatakan, Reno ini adalah alumni SMP 1 Negeri Ponorogo tahun 2022 dan SMKN 1 Jenangan Tahun 2025. “Reno memang aktif di IPNU-IPPNU Ranting Cekok, Babadan, Ponorogo," katanya, Jum’at (05/09/2025).


Menurut Rafli, dalam kompetisi keterampilan tingkat ASEAN itu menyebut, prestasi akademik/keahlian teknis dan Reno Surya Permana meraih medali perunggu (Bronze Medals) dalam bidang Mechatronic (Mekatronika) yang merupakan gabungan kompetensi teknis dalam sistem mekanik, elektronik, dan pemrograman.


Ditanya tentang prestasinya di tingkat ASEAN itu, Reno Surya Permana yang baru datang dari Jakarta Rabu (03/09/2025) menyatakan keberhasilannya menunjukkan tentang kemampuan teknis generasi muda Indonesia, khususnya di bidang mekatronika telah diakui secara Internasional.


"Ini juga mencerminkan latihan, kompetensi, dan dukungan dari organisasi seperti IPNU," ungkap pemuda hebat kelahiran Ponorogo, 20 Juni 2006 ini.


Mengenai persiapan mengikuti kejuaraan sampai sukses, ia menjelaskan terkait persiapan dilakukan dengan pelatihan intensif dalam bidang mekatronika, termasuk simulasi ujian dan penyelesaian masalah teknis.


"Yang penting adalah dukungan mentor dan lembaga terkait, seperti IPNU dan Bronze Medals. Selain itu, kolaborasi tim dan adaptasi dengan standar kompetensi ASEAN, sehingga benar-benar siap," jelasnya.


Dalam ajang dua tahunan itu, delegasi Indonesia berhasil meraih 28 medali yang terdiri dari 9 emas, 1 perak, 9 perunggu, dan 9 diploma.


Kompetisi yang digelar berdasarkan kesepakatan antar Menteri Tenaga Kerja negara ASEAN ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama pelatihan, mempromosikan pendidikan vokasi, serta meningkatkan kualitas tenaga kerja muda di kawasan.