Jember, NU Online Jatim
Nama Ustadz Fachrur mungkin tidak asing lagi di telinga masyarakat Jember, lebih-lebih di kalangan pecinta seni baca Al-Quran. Pasalnya, pria kelahiran Pamekasan, 26 September 1962 ini pernah menduduki kursi Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jember. Selain itu, Ustadz Fachrur juga dikenal sebagai sosok yang punya prestasi moncer di bidang seni baca Al-Quran (tilawah).
Untuk bidang yang disebut terakhir ini, Ustadz Fachrur sudah menjadi yang terbaik sejak SD. Saat itu, dalam MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) tingkat kecamatan, ia meraih juara satu. Prestasi serupa juga ia rengkuh di tingkat kabupaten (Pamekasan) tahun1973. Bahkan dua tahun kemudian pria yang bernama lengkap Mohammad Fachrur Rozi itu menggapai juara 1 di ajang MTQ Jawa Timur tingkat anak-anak. Sehingga ia diikutkan di MTQ nasional di Samarinda.
Walaupun asyik dengan hobinya sebagai qari, namun putra pasangan H Choirudin-Hj Uswatun Chasanah itu tak mengabaikan pendidikan formalnya. Setelah lulus SMPP, ia melanjutan ke FISIP Universitas Jember. Meski disibukkan dengan kuliah, namun semangatnya untuk terus mengasah kemampuan di bidang tarik suara melantunkan ayat-ayat Al-Quran, tak pernah surut. Hasilnya beberapa kali Ustadz Fachur merengkuh juara di MTQ tingkat nasional. Apalagi ia akhirnya diterima sebagai PNS di lingkungan Kemenag Jember. Terakhir ia mengikuti MTQ tingkat nasional di Palangkaraya kategori qira’ah sab’ah (2003).
“Ya banyaklah yang sudah saya raih atas ijin Allah,” katanya, Rabu (10/6).
Sejalan dengan itu, karir Ustadz Fachrur di Kemenag semakin cemerlang. Selain di Kemenag Jember, ia pernah menjadi Kepala Kemenag Kabupaten dan Kota Probolinggo, bahkan pernah menjadi ‘orang penting’ di Kemenag Provinsi Jawa Timur. Dan saat ini menjadi Kepala Kemenag Lumajang.
Namun seiring bertambahnya usia, Ustadz Fachrur tak lama lagi akan memasuki masa pensiun. Dan akan kembali ke Jember untuk nenikmati hari-harinya. Tapi bagi dia, pensiun dari jabatan, tak menyurutkan semangatnya untuk tetap mengabdi sebagai guru ngaji dan guru tilawah. Saat ini ia masih tercatat sebagai pembina Jam’iyatul Qurra wal Huffadz Jawa Timur, bahkan nasional. Selain itu, sejak lama, sepekan sekali ia membuka kursus gratis bagi para pemuda untuk belajar seni baca Al-Quran.
“Kalau untuk yang ini, tidak ada batasnya. Selama hayat masih di kandung badan, saya wajib menularkan kemampuan saya kepada para generasi muda, minimal mereka bisa mengaji,” ucapnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Syaifullah
